Indonesia Andalkan Otomotif untuk Tutup Defisit dengan Vietnam
Indonesia dan Vietnam adalah dua negara berkembang di ASEAN yang terus bersaing menembus pasar dunia. Namun, dalam perdagangan keduanya, Indonesia masih mengalami defisit.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan, kondisi neraca dagang yang minus itu kemungkinan akan berbalik tahun ini. Sebab, pada paruh pertama 2017, produk otomotif dari Indonesia mulai memasuki pasar Vietnam dalam jumlah lebih besar dibanding periode yang sama tahun 2016.
"Neraca perdagangan kita dengan Vietnam cenderung membaik,” kata Enggar melalui siaran persnya, Senin (14/8).
Ia menyebut, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 966,5 juta pada 2014. Defisit itu menyusut menjadi US$ 421 juta di tahun 2015 dan US$ 182,9 juta pada 2016. Sementara untuk periode Januari–Mei 2017 ini neraca perdagangan Indonesia dengan Vietnam surplus US$ 5,1 juta.
(Baca juga: Perluas Pasar, Pemerintah Bentuk Komite Negosiasi dengan Pakistan)
Ekspor Indonesia ke Vietnam pada lima bulan pertama 2017 tercatat sebesar US$ 1,40 milliar. Angka itu naik 35,32% dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni US$ 1,03 milliar.
Sementara itu, impor Indonesia dari Vietnam pada periode Januari-Mei 2017 mencapai nilai US$ 1,39 miliar, atau hanya naik 3,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kita ingin menjaga bahkan mendorong momentum ini agar neraca perdagangan kita dengan Vietnam semakin membaik," kata Enggar.
Enggar baru saja bertemu Menteri Perdagangan dan Perindustrian Vietnam Tran Tuan Anh pada Forum ke-7 Indonesia–Viet Nam Joint Commission on Economic, Science, and Technical Cooperation (JC-ESTC), di Hanoi, Vietnam.