Pakai Kapal Ro-Ro, Pemerintah Targetkan Ekspor ke Filipina Naik 11%
Kementerian Perdagangan berupaya membuka peluang peningkatan ekspor ke Filipina secara intensif. Upaya ini dilakukan melalui rute kapal laut Roll in Roll out (RoRo) Bitung-Davao yang dibuka Presiden Joko Widodo dan Presiden Duterte pada 30 April 2017 yang lalu.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda mengatakan pemerintah menargetkan peningkatan ekspor ke Filipina sebesar 11,22% pada tahun ini. Nilai perdagangan ke Filipina tahun ini ditargetkan mencapai US$ 5,8 miliar, dari US$ 5,26 miliar pada tahun lalu.
"Kemendag turut mendorong pemanfaatan Ro-Ro Bitung-Davao untuk mendukung peningkatan ekspor nasional ke Filipina sebagai salah satu pasar ekspor potensial di Asia Tenggara," kata Arlinda dalam siaran pers, Jakarta, Kamis (17/8). (Baca: Indonesia – Filipina Pelopori Jalur Roro, Negara ASEAN Lain Menyusul)
Selain itu, rute kapal Roro Davao-Bitung juga akan mendekatkan hubungan dengan Pulau Mindanao. Pasalnya, Indonesia menjadi negara pemasok terbesar ke-4. Menurut catatan Kementerian Perdagangan, selama 2011 sampai 2015, impor Pulau Mindanao dari Indonesia meningkat rata-rata per tahun sebesar 10,8 persen.
Arlinda berharap rute Davao-Bitung dapat berjalan dengan baik. Proses perdagangan melalui rute ini akan lebih hemat dan cepat, karena ada perhitungan pengurangan jarak berlayar dari Indonesia Timur, serta pengurangan waktu pengiriman. Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1-2 hari sehingga biaya transportasi dan logistik akan berkurang.
