Pupuk Indonesia Minta Harga Gas Masela Maksimal US$ 3,7
PT Pupuk Indonesia meminta harga gas dari Blok Masela maksimal US$ 3,7 per mmbtu. Harga ini lebih rendah dibandingkan yang diajukan oleh Inpex Corporation selaku operator. Perusahaan asal Jepang ini menawarkan harga US$ 5,86 per mmbtu.
Direktur Investasi Pupuk Indonesia Gusrizal mengatakan harga yang bisa masuk keekonomian perusahaan yakni sekitar US$ 3 per mmbtu, hingga US$ 3,7 per mmbtu hingga pabrik. “Tapi kan kami tidak boleh putuskan sekarang. Kami cari dulu jalan keluarnya yang terbaik," kata dia di Jakarta, Jumat (18/8).
(Baca: Kementerian ESDM Tak Mau Berikan Subsidi Harga Gas Blok Masela)
Menurut Gusrizal, harga yang ditawarkan Inpex tersebut terlalu berat dan tidak masuk dalam keekonomian perusahaannya. Apalagi di kawasan Masela belum ada infrastruktur yang memadai untuk mendukung industri.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga membutuhkan insentif tambahan dari pemerintah. Insentif tersebut antara lain keringanan pajak (tax holiday), dan meminta pemerintah menyediakan infrastruktur penunjang untuk mendukung proyek tersebut.
(Baca: Tekan Harga Gas Masela, Arcandra Buka Opsi Kurangi Penerimaan Negara)
Alasannya proyek tersebut terletak di wilayah terpencil yang masih minim infrastruktur. "Harga US$ 5,8 per mmbtu itu sebenarnya bagus juga sudah flat, tapi kan gak ada infrastruktur, remote juga," kata dia.
Permintaan Pupuk Indonesia ini sudah disampaikan kepada Kementerian ESDM pekan lalu. Namun mengenai insentif ini bukan ranah Kementerian ESDM, melainkan Kementerian Keuangan.
Jika permintaan harga ditolak, manajemen Pupuk Indonesia belum bisa menentukan sikap mengenai kepastian jadi pembeli. Perusahaan ini juga masih mengkaji industri yang cocok dibangun di kawasan Masela tersebut. Opsinya adalah Petrokimia atau pupuk.
(Baca: Arcandra Upayakan Industri Domestik Dapat Porsi Besar Gas Masela)
Rencananya, Pupuk Indonesia akan menyerap gas Masela maksimal 250 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari total kapasitas 474 mmscfd. Jumlah ini meningkat dibandingkan rencana awal pupuk sebelumnya yang akan menyerap 214 mmscfd. Sisanya rencananya akan diserap oleh Sojitz dan PT Elsoro Multi Pratama. "Kemarin diundang (di Kementerian ESDM)," kata Guzrizal.