Barter Sukhoi Dongkrak Ekspor ke Rusia Hingga US$ 570 Juta

Michael Reily
22 Agustus 2017, 19:30
Jokowi Natuna
Biro Pers Setpres
Presiden Jokowi berada di kokpit jet tempur Sukhoi Su-27/30 di Natuna.

Pemerintah tengah membahas pengadaan alat perlatan pertahanan keamanan berupa pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia dengan skema imbal beli. Kesepakatan pengadaan Sukhoi SU-35 bakal meningkatkan potensi nilai ekspor ke Rusia sebesar US$ 570 juta atau sekitar Rp 7,6 triliun.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan nilai pembelian 11 unit Sukhoi sebesar US$ 1,14 miliar atau setara dengan Rp 15,2 triliun. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2012 tentang industri pertahanan yang menetapkan pengadaan alat peralatan pertahanan keamanan harus disertai dengan imbal dagang, maka pemerintah menetapkan kegiatan imbal beli sebesar 50 persen nilai kontrak.

"Prosentase dalam pengadaan SU-35 ini 50 persen dalam bentuk imbal beli. Dengan demikian, Indonesia mendapatkan nilai ekspor sebesar US$ 570 juta," kata Enggar di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (22/8).

(Baca juga: Kemenperin Bawa Produsen Busana Muslim Promosi ke Rusia)

Enggar menjelaskan, pihaknya belum memutuskan komoditas apa yang akan digunakan sebagai bagian dari skema imbal beli. Namun, dia yakin proses pembeliannya akan berjalan lancar karena Rostec sebagai perwakilan Rusia dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) telah menandatangani nota kesepahaman sebagai pelaksana teknis imbal beli.

Dalam MoU, tertulis Rostec menjamin akan membeli lebih dari satu komoditas ekspor, termasuk karet olahan dan turunannya serta minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan turunannya. Selain itu, opsi lainnya adalah mesin, kopi dan turunannya, kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik, dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan, dan produk lainnya.

Menurut Enggar, pembahasan soal komoditas tersebut akan dilakukan  pada akhir bulan ini. Tapi, karena harga komoditas seperti karet sedang jatuh, dia berharap akan mengedepankan produk yang sudah diolah karena punya nilai tambah.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...