Transformasi ke Bank Digital, BTPN Tawari Karyawan Pensiun Sukarela
Pesatnya inovasi teknologi yang mengubah pola hidup masyarakat, kini juga berdampak ke sektor perbankan. PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) yang bertransformasi menjadi bank digital, melakukan berbagai perubahan organisasi, kantor cabang, dan sumber daya manusia (SDM). Karyawan bank ini juga ditawari berbagai opsi pengembangan karier hingga pensiun sukarela.
Direktur Utama BTPN Jerry Ng menjelaskan, BTPN tengah menjalani perubahan ke arah digitalisasi layanan untuk mengimbangi perkembangan teknologi terkini. Kondisi ini mendorong BTPN melakukan berbagai penyesuaian di internal perusahaan, mulai dari jumlah kantor cabang hingga karyawan.
Menurut Jerry, penyesuaian karyawan itu khususnya dari segi kompetensi dengan mengutamakan kemampuan di bidang teknologi. "Kami pasti rekrut (SDM) yang punya talenta information technology (IT) akan diperbanyak," ujar dia kepada Katadata di Jakarta, Rabu lalu (20/9).
Jerry juga sudah menyampaikan tantangan bisnis perusahaan ke depan dan pentingnya perubahan kepada seluruh karyawan BTPN. “Tidak melakukan perubahan adalah ancaman serius terhadap keberlangsungan organisasi,” katanya dalam memo internal berjudul “Perubahan dan Peluang Memulai Karier Baru” kepada karyawan BTPN, yang salinannya dimiliki Katadata.
(Baca juga: Beralih ke Digital, Bank Bakal Rekrut Lebih Banyak Ahli Teknologi)
BTPN tengah menggelar program bertajuk “Project Gemilang”, yang mencakup transformasi model bisnis, perubahan organisasi, konsolidasi cabang, dan integrasi fungsi, perbaikan infrastruktur serta kapasitas karyawan. Dari sisi SDM, ada dua langkah yang dilakukan BTPN untuk menyikapi konsolidasi dan pengurangan kantor cabang.
Pertama, memberikan kesempatan kepada karyawan mengembangkan kompetensinya sesuai kebutuhan perusahaan. Kedua, memberikan pilihan bagi karyawan untuk memulai karier baru di luar BTPN secara sukarela alias pensiun sukarela melalui Program Pengakhiran Kerja Sukarela (PPKS).
Karyawan dapat mengajukan permohonan PPKS ini, namun pihak manajemen berhak menyetujui atau menolak permohonan tersebut. Karyawan juga dibekali pengetahuan jika ingin memulai karier baru di luar BTPN. Bagi karyawan yang ingin berwiraswasta, BTPN juga menyediakan informasi usaha franchise terpilih.
Informasi yang diperoleh Katadata, manajemen BTPN sudah melakukan sosialisasi Project Gemilang ini sejak tahun lalu. Adapun, masa pengajuan permohonan PPKS berlangsung selama September ini.
(Baca juga: Lewat 'Jenius', Nasabah BTPN Bisa Buka Deposito Lewat Ponsel)
Berdasarkan laporan keuangan BTPN, jumlah karyawan per 30 Juni 2017 sebanyak 25.862 orang. Sedangkan jumlah kantor pusat, cabang utama, dan cabang pembantu sebanyak 780 kantor, serta 130 kantor fungsional.
Menurut Direktur Kepatuhan BTPN Anika Faisal, transformasi bisnis ke perbankan digital tidak akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan nasabah, tapi justru berorientasi pada pemenuhan kebutuhan nasabah. “Selain itu, tidak akan mengubah bisnis inti BTPN untuk tetap melayani masyarakat berpendapatan rendah, seperti pensiunan dan pelaku UMKM,” katanya dalam penjelasan tertulis kepada Katadata.
Anika pun menegaskan, transformasi tersebut tidak terkait dengan kondisi fundamental dan kinerja perubahan. Bahkan, indikator keuangan menunjukkan fundamental BTPN saat ini sehat dan kuat.
Penyaluran kredit semester I-2017 mencapai Rp 66,4 triliun atau tumbuh 8% dari periode sama 2016. Sedangkan rasio likuiditas (LDR) sebesar 96%, dengan rasio kecukupan modal (CAR) 24%. Adapun, laba bersih naik 2% menjadi Rp 935 miliar.
Sejak 2013, BTPN memang telah mengembangkan platform digital yang lebih memudahkan nasabah mengakses layanan dan produk bank. Pada Maret 2015, bank ini meluncurkan BTPN Wow! yang memanfaatkan telepon genggam untuk mengakses layanan bank dan bagian dari program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai).
Sedangkan pada Agustus 2016, bank milik Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) ini merilis “Jenius”. Ini layanan digital banking yang memudahkan nasabah mengakses produk dan layanan bank lewat aplikasi di ponsel pintarnya.
Untuk mengembangkan platform Jenius dan BTPN Wow! serta inovasi digital lainnya, BTPN telah menginvestasikan dana Rp 1,3 triliun selama tiga tahun terakhir. Total nasabah Jenius dan Wow hingga Juli lalu sekitar 3 juta nasabah, yang mayoritas BTPN Wow! sebanyak 2,8 juta nasabah, dan Jenius 200 ribu nasabah.
Dalam riset yang dirilis Maret lalu, Citigroup memperkirakan 30% pekerjaan di sektor perbankan akan hilang dalam 10 tahun ke depan karena semakin banyak menggunakan robot. Banyak fungsi kerja yang berisiko terkena dampak automatisasi, seperti teller bank. Di Amerika Serikat, misalnya, jumlah teller telah menurun 15% sejak mencapai puncaknya tahun 2007.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas juga mengungkapkan adanya penyesuaian tenaga kerja di bank. "Misalnya, dulu banyak teller, sekarang sudah tidak diperlukan. Sekarang lebih programing atau clouding," katanya. Sedangkan Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI) Achmad Baiquni memperkirakan keberadaan analis di bank akan berkurang. "Karena sistem yang buat big data-nya."