Keyakinan Investor di Bursa Tidak Terpengaruh Teror Bom Surabaya
Keyakinan investor di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak terpengaruh teror bom yang terjadi di Surabaya. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai masih berada di level yang wajar dan sejumlah indikator menunjukkan likuiditas di pasar cukup tinggi.
Pada penutupan perdagangan Senin (14/5), IHSG melemah 0,16% menjadi 5.947,15 poin. Investor asing sempat mencatat pembelian bersih sebesar Rp 177 miliar pada sesi pertama perdagangan. Namun, pada penutupan perdagangan investor asing kembali mencatat penjualan bersih Rp 208,09 miliar.
Nilai transaksi saham mencapai Rp 8,6 triliun dengan volume transaksi 8,5 miliar saham dan frekuensi 338.915 kali transaksi. Sepuluh saham yang paling banyak diburu investor asing adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT Astra International Tbk (ASII), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Matahari Department Stores Tbk (LPPF), PT Pembangunan Perumahan Tbk (PTPP), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
Direktur Utama Bursa Efek Tito Sulistio mengungkapkan, aktivitas para anggota bursa di Surabaya berjalan cukup normal pasca ledakan bom yang terjadi di tiga gereja serta ledakan di sebuah rumah susun di Sidoarjo, Minggu (13/5) lalu. IHSG pernah mengalami tekanan terburuk sehingga -10% pasca peristiwa Bom Bali pada 2002. "Pemboman ini membuat kami prihatin tetapi tetap tegar. Kepercayaan investor ke pasar belum hilang," kata Tito di Gedung BEI, Jakarta, Senin (14/5).
Hal ini terlihat pada indikator yang menunjukkan likuiditas di pasar, di mana pertumbuhan rata-rata nilai transaksi harian sebesar 15% menjadi Rp 8,9 triliun sedangkan dari sisi frekuensi transaksi harian naik 20% menjadi 386.000 transaksi sejak awal tahun ini. Rerata frekuensi transaksi harian BEI tersebut menjadi yang tertinggi di antara bursa-bursa lainnya di Asia Tenggara.
(Baca: Berdasarkan Pengalaman, Analis Yakin Teror Bom Tidak Tekan IHSG)
