Pengusaha Sebut Teror Bom di Surabaya Tak Pengaruhi Iklim Usaha

Michael Reily
14 Mei 2018, 17:14
industri 4.0
ANTARA FOTO/Risky Andrianto
Pekerja menyelesaikan proses perakitan bodi mobil di pabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Karawang, Jawa Barat, Kamis (29/3/2018). Toyota Manufacturing salah satu pabrik yang menerapkan industri 4.0.

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan aksi teror bom bunuh diri yang terjadi di sejumlah lokasi di Surabaya, Jawa Timur tidak mempengaruhi tingkat kepercayaan bisnis pelaku usaha serta investasi di Indonesia. Meski begitu, Apindo berharap, pemerintah dan aparat perlu segera melakukan penanganan untuk menghentikan aksi teror.

Ketua Apindo Hariyadi Sukamdani berharap teror bom tidak terjadi lagi, guna menumbuhkan rasa aman di masyarakat dan pelaku usaha. “Teror sampai saat ini tidak berpengaruh kepada investasi atau level kepercayaan pengusaha,” kata Hariyadi kepada Katadata, Senin (14/5).

Alasannya, aksi teror hanya terjadi sesaat dan cepat direspon oleh pemerintah. Namun, dia juga berharap pemerintah harus menangani masalah keamanan secara serius dan bekerja lebih cepat.

Revisi UU Tindak Pidana Terorisme yang tidak kunjung dibahas dan diselesaikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga menuai sorotan. Pasalnya upaya penegakan hukum juga mesti diperkuat dengan terbitnya payung hukum, sehingga penegakkan hukum kasus terorisme bisa lebih tegas. Pengadilan pun harus bisa memberikan vonis hukum yang setimpal dengan kejahatan berbahaya yang dilakukan para penyebar aksi teror.

Dia juga mengapresiasi ultimatum Presiden Joko Widodo untuk penerbitan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perpu) tentang Tidak Pidana Terorisme jika Revisi UU anti-terorisme tidak juga disahkan DPR. “Proses pengadilan sudah mendesak jadi perlu ada aturan yang kuat,” ujar Hariyadi.

(Baca : Australia dan AS Beri Peringatan Keamanan Pascaledakan Bom Surabaya)

Dalam waktu dua hari, serangan teror bom bunuh diri bertutut-turut terjadi di  Surabaya, Jawa Timur.  Minggu (13/5), tiga gereja mendapat serangan bom bunuh diri yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.

Serangan di tiga gereja ini menyebabkan 13 orang tewas dan 41 orang luka-luka. Pelaku bom melibatkan satu keluarga terdiri dari bapak, ibu dan empat anak. Keluarga ini diduga merupakan sel jaringan ISIS di Indonesia.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...