Pencurian Bitcoin dari Sistem Blockchain Diklaim Butuh Rp 70 Triliun

Desy Setyowati
25 Mei 2018, 21:50
Bitcoin
PXHERE.com

Co-Founder Indonesian Blockchain Network Kenneth Destian Tali mengklaim sistem blockchain begitu aman hingga dibutuhkan dana besar untuk menerobosnya. Menurutnya, perlu sekitar US$ 5 miliar atau setara Rp 70 triliun lebih jika ingin mencuri bitcoin dari sistem blokchain.

Angka tersebut dihitung dari perangkat keras (hardware) yang harus dibeli si peretas, juga listrik yang harus disediakan. "Untuk hardware itu sekitar US$ 5 miliar. Itu untuk mendapatkan 51% dari hashrate blockchain bitcoin," kata dia saat acara Journalist Class bertema 'perkembangan teknologi blockchain' di Wisma Barito, Jakarta, Jumat (25/5).

Advertisement

Menurutnya, untuk memecahkan satu kode kompleks atau istilahnya menambang satu bitcoin saja butuh hardware khusus yang harganya bisa mencapai ribuan dolar AS. Apalagi, jika ingin membobol hashrate atau alat ukur dari processing power yang dimiliki jaringan Bitcoin, maka hardware yang dibutuhkan jauh lebih banyak.

"Dulu pakai perangkat komputer rumahan saja bisa. Sekarang sudah tidak bisa. Butuh mesin atau alat khusus," ujar pria yang akrab disapa Ken ini. 

(Baca juga: Disebut Halal, Masjid di London Terima Sedekah Bitcoin)

Selain hardware, listrik yang dibutuhkan sangat besar. Sebab, pencuri harus meretas enkripsi satu per satu dari pemilik bitcoin yang ada di sistem tersebut. Tentu, itu membutuhkan waktu dan listrik. Ia memperkirakan, biaya untuk listriknya mencapai US$ 3,9 juta atau setara Rp 54,6 miliar.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement