Rusia Bantu Indonesia Lawan Kampanye Hitam Sawit Uni-Eropa

Michael Reily
8 Juni 2018, 17:33
Kelapa sawit
Arief Kamaludin|KATADATA
Petani memanen buah kelapa sawit di salah satu lahan perkebunan kelapa sawit di Desa Delima Jaya, Kecamatan Kerinci, Kabupaten Siak, Riau.

Rusia berkomitmen untuk membantu Indonesia melawan kampanye hitam atas produk minyak kelapa sawit yang dilakukan Uni Eropa. Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan perdagangan komoditas pertanian, yakni sawit dari Indonesia dan gandum dari Rusia.

“Kami tidak melakukan kampanye hitam seperti negara Eropa lain,” kata Duta Besar Rusia untuk Indonesia Ludmila Vorobieva di Jakarta, Jumat (8/6).

Ludmila pun berjanji akan meningkatkan impor minyak sawit dari Indonesia. Rusia menjamin tidak akan ada hambatan non-tarif untuk impor produk sawit. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup komoditas pertanian Indnesia yang lain seperti karet, kakao, kopi, dan teh. Bahkan, pihak Rusia membuka opsi pembelian buah-buahan dari Indonesia.

Timbal baliknya, Rusia juga menawarkan komoditas gandum, kacang kedelai, dan serealia kepada Indonesia.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga menyambut baik sikap Rusia yang mendukung kampanye produk sawit Indonesia yang berkelanjutan. Pasalnya, kampanye hitam yang gencar dilakukan Uni-Eropa cukup menghambat ekspor sawit Indonesia.Bahkan menurutnya, kampanye hitam akan membuat harga sawit turun.

(Baca juga: Industri Sawit Eropa Dukung Indonesia Lawan Diskriminasi Uni Eropa)

Amran meminta semua pihak untuk melihat sawit dari pendekatan kesehahteraan masyarakat, tidak hanya dari perspektif lingkungan. Kalau harga sawit dihancurkan oleh kampanye hitam, sekitar 30 juta petani menurutnya mungkin bakal berupaya memperluas area tanam untuk mendapat tambahan penghasilan. “Kemungkinan banyak masyarakat yang akan membabat hutan,” kata Amran.

Setelah kesepakatan hari ini, pemerintah akan membentuk working group discussion untuk memperdalam potensi kerja sama pertanian antara Indonesia dan Rusia. Nantinya, sektor pertanian kedua pihak bakal terus didiskusikan, termasuk negosiasi barter Sukhoi dengan komoditas agrikultur.

Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...