Kemilau Bisnis Mutiara, Permata Hasil Budidaya
Potensi kelautan Indonesia menawarkan sejumlah peluang usaha yang belum tergali secara optimal. Budidaya mutiara laut pun bisa menjadi pilihan.
Mutiara laut merupakan permata "organik" bernilai tinggi di pasar. “Mutiara itu satu-satunya permata yang berasal dari makhluk hidup,” kata Desainer sekaligus pengusaha perhiasan mutiara Aulia Jewellery Nunik Anurningsih di Jakarta, Kamis (5/7).
Bersama dengan lima orang rekannya, dia menggagas Yayasan Mutiara Laut Indonesia (YLMI) pada 2014. Tujuannya untuk mengapresiasi dan menyebarkan pesan keberlanjutan terhadap usaha mutiara laut di Indonesia, di samping menjadi wadah bagi para pengusaha mutiara untuk bertemu, memperkenalkan, dan memasarkan produknya.
Sebab, mutiara merupakan satu-satunya permata yang didapat bukan dengan cara digali, melainkan dengan cara budidaya. Sehingga, budidaya mutiara laut tidak mencemari lingkungan.
(Baca : Budidaya Mutiara Masih Terkendala Masalah Lahan dan Limbah Plastik)
Selain itu, dalam menjalankan budidaya mutiara membutuhkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Sebab, untuk membudidayakan mutiara memerlukan lingkungan perairan laut yang bersih dan tak tercemar oleh sampah untuk memastikan kerang mutiara tetap hidup dan berkualitas baik.
Nunik menyebutkan standar harga mutiara laut Indonesia saat ini ditentukan oleh warna, bentuk, ukuran, ketebalan, dan kemilau mutiara. Pasar lelang mutiara terbesar saat ini menurutnya ada di Jepang.
“Kalau saya beli dari perusahaan budidaya yang punya kualitas terbaik,” ujarnya.