Gaikindo Minta Penerapan B30 Memenuhi Standar Euro 4
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta penerapan Biodiesel 30 (B30) untuk sektor kendaraan bisa memenuhi standar emisi Euro 4. Mandatori B30 ditargetkan bisa mulai diimplementasikan pada 2020 sesuai peta jalan (road map) penggunaan biodiesel pada solar.
Ketua Umum Gaikindo Yohanes Nangoi menyatakan industri siap mengikuti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor 20 Tahun 2017 tentang kewajiban standar emisi Euro 4.
Apalagi menurutnya, permintaan global untuk sektor otomotif sudah harus menyesuaikan dengan standar Euro 4.
“Kami ingin buat kendaraan yang sesuai dengan permintaan internasional agar ekspor bisa meningkat,” kata Yohanes di Jakarta, Jumat (20/7).
(Baca : Luhut Targetkan Seluruh Kendaraan Pakai Biodiesel 20% Tahun ini)
Dia menyatakan, sejumlah produsen sudah siap memproduksi kendaraan berstandar Euro 4, namun demikian yang bisa dipenuhi saat ini hanya untuk jenis kendaraan bahan bakar bensin. Sedangkan, kendaraan Euro 4 bermesin diesel yang bisa digunakan baru akan diproduksi 2021 mendatang.
Sehingga beberapa anggota Gaikindo belum bisa memberikan sampel untuk uji jalan (road test) yang akan dilakukan pada Agustus 2019 dalam rangka percepatan penggunaan B30 pada kendaraan darat dan transportasi. Padahal, pemerintah berharap kebijakan wajib B30 sudah bisa diterapkan pada 2030.
Di sisi lain, dia mengaku khawatir penggunaan B30 bisa berdampak terhadap perubahan kondisi mesin Euro 4 secara signifikan karena kadar sulfur dalam biodiesel yang menurutnya cukup tinggi. “Kami perlu mencegah kerusakan berupa karat dan kadar sulfur dalam mesin,” ujarnya.
Karenanya butuh minimal 6 bulan untuk proses uji jalan. Sebab, banyak Agen Pemegang Merek (APM) saat ini meminta uji jalan minimal dilakukan dengan jarak 100 ribu kilometer.
Selain itu, dia juga menyarankan agar penggunaan B20 dioptimalkan terlebih dulu karena masih banyak masalah terkait implementasinya di lapangan.
(Baca: Ekspor Sawit Mei Turun Tertekan Kenaikan Stok Minyak Nabati Dunia)