Efek Ma'ruf Amin Jadi Cawapres, Isu SARA akan Bergeser ke Ekonomi

Dimas Jarot Bayu
20 Agustus 2018, 16:03
Jokowi-Ma'ruf Amin
ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Calon presiden petahana Joko Widodo didampingi calon wakil presiden Ma\'ruf Amin dan para petinggi partai politik pendukung tiba di Gedung Joang, Jakarta, Jumat (10/8/2018).

Kalangan politisi dari dua kubu, baik pendukung pasangan Joko Widodo- Ma'ruf Amin mau pun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memperkirakan isu politik identitas tak akan laku digunakan dalam Pilpres 2019. Terpilihnya Ma'ruf yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), dinilai akan meredam isu Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA) yang kerap menyerang Jokowi.

Selain menjabat sebagai pimpinan MUI, Ma'ruf merupakan tokoh religius yang cukup dihormati dalam lanskap politik nasional. Selain itu, Ma'ruf merupakan Rais A'am Nahdlatul Ulama (NU), salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia.

Advertisement

"Artinya kubu Prabowo kehilangan isu untuk bicara politik identitas," kata Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira di Jakarta, Senin (20/8).

(Baca juga: Sepekan Daftar Pilpres, Prabowo-Sandi Lobi Maraton ke Golkar dan NU)

Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi pun menilai kans penggunaan politik identitas dalam Pilpres 2019 akan semakin mengecil. Dia mengakui isu SARA semakin sulit dimainkan karena Jokowi memilih Ma'ruf sebagai cawapres.

Viva juga menilai, efek berkurangnya isu politik identitas karena pasangan Prabowo, yakni Sandiaga bukan tokoh religius. "Dengan adanya dua pasangan itu, saya rasa dari sisi pengaruh politik identitas itu sudah mulai longgar," kata Viva.

Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengklaim Sandiaga dipilih lantaran lebih tepat untuk menyelesaikan persoalan ekonomi. Sebab, Sandiaga merupakan pelaku ekonomi yang cukup terkenal di Indonesia.

(Baca juga: Jokowi Andalkan Ma'ruf Amin untuk Perkuat Ekonomi Umat)

Sandiaga merupakan pendiri dari konsultan keuangan PT Recapital Advisors dan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya. Sandiaga juga pernah menjadi Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pada 2005-2008. Sandiaga pun sempat aktif di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sejak 2004.

"Kami butuh figur nasionalis-ekonomi, terutama ekonomi mikro," kata Ferry.

Dengan diduetkannya Prabowo-Sandiaga, Ferry pun memastikan kampanye mereka ke depan akan lebih difokuskan kepada isu ekonomi, seperti penyediaan lapangan kerja dan stabilitas harga barang-barang pokok.

"Ke depan kampanye kami memutuskan menggunakan isu ekonomi. Tidak benar kami menggunakan politik identitas," kata Ferry.

Peneliti dari The Center for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai tepat bila kubu Prabowo menggunakan isu ekonomi ketimbang serangan SARA.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement