Kementan Klaim Dampak Kekeringan Masih Minim

Michael Reily
29 Agustus 2018, 19:02
TAMBAH LUAS TANAM PADI
ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Petani memisahkan bibit padi untuk ditanam di lahan sawah di Sambiroto, Ngawi, Jawa Timur, Senin (13/3). Kementerian Pertanian berupaya menggenjot produksi pangan dengan menambah Luas Tambah Tanam (LLT) padi pada Maret 2017, yakni minimal mencapai lahan seluas dua juta hektare.

Kementerian Pertanian mengklaim kekeringan sawah pada periode Januari hingga Agustus 2018 hanya sekitar 135.226 hektare atau setara 1,34% terhadap total luas tanam sebesar 10,07 juta hektare. Sementara itu, wilayah sawah yang gagal panen (puso)  menurut Kementan juga hanya mencapai  26.438 hektare atau hanya 0,26% dari total luas tanam.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumardjo Gatot Irianto mengaku optimistis produksi padi semester kedua 2018 akan optimal. “Dampaknya masih kecil,” kata Gatot dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (29/8).

Dia menjelaskan, produktivitas padi sepanjang Januari hingga Agustus 2018 sebesar 51,92 kuintal per hektar. Alhasil, produksi padi diperkirakan mencapai 49,47 juta ton, dengann potensi kehilangan hasil gabah hanya sebesar 0,63% atau setara 314.932 ton. 

Menurut Gatot, jika dibandingkan perkiraan konsumsi beras nasional yang sebesar 33,47 juta ton, produksi padi masih akan surplus lebih dari 13 juta ton. “Pangan tersedia asal penimbun yang mengguncang harga beras nasional ditangkap,” ujarnya.

(Baca : Antisipasi Kekeringan, Food Station Siap Pasok Beras dari Luar Jawa)

Dia pun menuturkan, penyebab utama kekeringan adalah karena berkurangnya curah hujan. Berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) curah hujan turun signifikan sepanjang Juni-agustus 2018 dibandingkan curah hujan pada 2017 yang lebih fluktuatif. Penurunan terbesar pada bulan Agustus 2018 mencapai 32.21 milimeter dibandingkan dengan Agustus 2017 sebesar 138.47 milimeter.

Gatot mengungkapkan, potensi lahan yang terkena kekeringan masih bisa diminimalisir dengan program pompanisasi. Kementerian Pertanian pun menjaga kecukupan ketersediaan air dengan sumur pantek dan pompanisasi air sungai di wilayah potensial. Solusi lain, adalah  dengan penyediaan benih unggul tahan kekeringan, pengaturan pola tanam, pencegahan risiko kekeringan, penyediaan asuransi usaha tani, dan menggenjot pertanaman di lahan rawa lebak serta pasang surut.

Halaman:
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...