Sinyal Ketiadaan Integrasi Antara Aplikasi Go-Jek dengan Go-Viet
Go-Jek memberi sinyal adanya aplikasi yang terpisah dengan produk teranyar mereka di Vietnam yakni Go-Viet dengan aplikasi Go-Jek di Indonesia. Hal ini lantaran Go-Jek ingin memberi kesempatan pasar Vietnam menentukan sendiri aplikasi lokalnya ke depan.
Pada aplikasi Go-Jek Indonesia, saat ini telah ada 19 produk jasa yang ditawarkan. Sedangkan untuk Go-Viet baru satu yakni fitur sejenis Go-Ride atau transportasi roda dua. Tanpa integrasi ini tentunya pengguna Go-Jek tidak dapat menggunakan aplikasi tersebut di Vietnam, begitu pula sebaliknya.
"Karena kami ingin (membuat) aplikasi yang (bersifat) lokal," kata Chief Corporate Affairs Go-Jek Nila Marita beberapa hari lalu di Hanoi.
(Baca: Persaingan Go-Jek dan Grab Melebar ke Bisnis Konten dan Investasi)
Founder Go-Jek Nadiem Makarim beralasan adanya nama berbeda di Vietnam agar masyarakat di negara tersebut merasa memilikinya. Namun dia menjanjikan beberapa fitur yang ada di Go-Jek juga akan hadir di Go-Viet. "Yang penting rasa kepemilikan pelanggan," kata Nadiem.
Dia juga membebaskan selaku CEO Go-Viet Nguyen Vu Duc menciptakan identitas baru terhadap operasional aplikasi ini. Oleh sebab itu para pengemudi menggunakan jaket merah lengkap dengan gambar bintang khas negara tersebut. Go-Jek bukan ego besar (yang ditunjukkan), tapi rasa kepemilikan pelanggan," ujarnya.
Sedangkan Duc menargetkan hingga awal tahun depan akan ada empat fitur yang dapat digunakan di aplikasi Go-Viet. Keempatnya adalah Go-Ride, Go-Car, Go-Food, serta e-Wallet sejenis Go-Pay. Menurutnya empat hal ini merupakan hal yang dibutuhkan pasar Vietnam.
"Ini yang paling penting untuk pasar Vietnam," kata Duc. (Baca: Jempol Jokowi untuk Go-Jek di Vietnam)