Optimalisasi Serapan, Bulog Diusulkan Serap Jagung Tanpa HPP

Image title
Oleh Ekarina
30 Januari 2019, 10:43
Petani Jagung
ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Buruh tani mengemas jagung manis ke dalam karung usai dipetik di area persawahan Desa Bringin, Kediri, Jawa Timur, Selasa (8/5). Petani di daerah tersebut mengaku lebih untung menanam jagung manis (jagung sayur) karena masa panen lebih cepat dari pada jagung pakan ternak (jagung kering) dan dengan harga jual relatif stabil pada kisaran harga Rp2.000 per kilogram.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Assyifa Szami Ilman menyebut penyerapan jagung oleh Perum Bulog bisa lebih optimal jika tanpa pemberlakuan harga pembelian pemerintah (HPP).  Sebab, harga jagung di pasaran saat ini sudah lebih tinggi dibandingkan HPP jagung yang dipatok pemerintah sebesar Rp3.150 per kilogram. 

Adanya HPP, menurutnya akan menjadikan petani lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak. Sebab, harga jual yang ditawarkan tengkulak bisa lebih tinggi harga lebih tinggi dari HPP.  Meskipun diakuinya petani juga tetap tidak akan untung karena hanya memiliki sedikit pilihan untuk menjual hasil panennya.

"Jika petani bisa memutuskan menjual hasil panennya ke tengkulak, dikhawatirkan akan mengganggu pasokan dan stabilitas harga jagung di pasaran," katanya, Selasa (29/1). 

(Baca: Ungkap Alasan Impor Jagung, Darmin: Produksi Meleset dan Harga Tinggi)

Hal itu juga dikhawatirkan berpotensi menyebabkan target serapan jagung Bulog sebesar 250 ribu ton tidak tercapai karena HPP yang justru menghambat penyerapan jagung dari petani.

Untuk itu, Ilman menyarankan sebaiknya pemerintah tidak berfokus untuk mematok harga jual beli, melainkan bisa meninjau ulang ataupun mencabut skema HPP agar target serapan jagung bisa tepenuhi.

Selain itu, Bulog  juga disarankan bisa menyediakan gudang sesuai standar untuk penyimpanan jagung ke dalam tiga level sebagaimana yang dilakukan untuk beras.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...