Tabloid Indonesia Barokah Tak Efektif Pengaruhi Elektabilitas Prabowo

Dimas Jarot Bayu
30 Januari 2019, 19:23
Debat Capres
Antara Foto/Aprillio Akbar
Capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno tiba untuk mengikuti debat pertama Pilpres 2019, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). Debat pertama yang diikuti pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma\'ruf Amin serta pasangan nomor urut 02 Prabowo dan Sandiaga Uno tersebut mengangkat tema Hukum, HAM, Korupsi, dan Terorisme.

Peredaran tabloid Indonesia Barokah dinilai tidak efektif memengaruhi elektabilitas pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, khususnya di kalangan pemilih muslim. Hal ini disebabkan rata-rata pemilih muslim di berbagai masjid dan pesantren yang menjadi target tabloid tersebut adalah pemilih loyal.

Direktur Eksekutif Indonesia New Media Watch Agus Sudibyo mengatakan, sulit mengubah pilihan pemilih tersebut hanya dengan penyebaran tabloid. "Ini tuh istilahnya captive market, pilihannya sulit diubah dengan tabloid seperti ini," kata Agus di Hotel Menara Peninsula, Jakarta, Rabu (30/1).

Advertisement

Agus menilai, seharusnya upaya penerbitan Indonesia Barokah dilakukan untuk menggarap masyarakat yang belum menentukan pilihan (undecided voters) dan kelompok yang pilihannya masih bisa beralih (swing voters). Apalagi, jumlah undecided voters dan swing voters saat ini masih cukup besar.

Berdasarkan survei LSI Denny JA, jumlah undecided voters per Januari 2019 sebesar 14,2%. Adapun, Indikator Politik Indonesia memprediksi jumlah swing voters mencapai sekitar 10%.

Hanya saja, bentuk Indonesia Barokah harus diganti. Menurut Agus, bentuk tabloid akan sulit menggaet undecided voters dan swing voters yang kebanyakan berasal dari kalangan milenial, kelas menengah, dan berada di daerah perkotaan. "Kalau ingin garap pemilih galau harusnya pakai media digital, bukan print," kata Agus.

Lebih lanjut, konten media itu perlu disesuaikan dengan segmen undecided voters dan swing voters. Agus menilai pemilih milenial, kelas menengah, dan berada di daerah perkotaan tak menyukai konten-konten yang bombastis. Konten media tersebut harus berisi program-program dari pasangan calon dalam Pilpres 2019. "Harus sesuai dengan ekspektasi mereka," kata Agus.

(Baca: Tabloid Indonesia Barokah Dinilai Sulit Dijerat Pidana)

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement