Selisih Suara di Bawah 30%, Jokowi Belum Pasti Menang di Pilpres 2019

Ameidyo Daud Nasution
31 Januari 2019, 21:03
IED 2019
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhannudin Muhtadi dalam acara Indonesia Economic Day 2019 (IED 2019) yang diselenggarakan Katadata, di Hotel Mulia, Jakarta (31/1).

Sejumlah survei yang dirilis menyebutkan pasangan calon (paslon) nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih lebih unggul dibandingkan penantangnya, paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Meski demikian, selisih elektabilitas yang berada di bawah 30% menunjukkan hasil akhir Pilpres 2019 masih sulit diprediksi.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan Jokowi masih dapat dikalahkan lantaran margin angka elektabilitas belum mencapai 30%. Dari enam survei terakhir, selisih elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga berkisar 12,2% hingga 20%.

Burhanuddin membandingkan angka ini dengan survei yang dilakukan menjelang Pilpres 2009. Saat itu, elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono memiliki jarak 50% dengan lawannya, yaitu Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Jusuf Kalla-Wiranto.

"Apakah 17 April nanti Jokowi akan menang? Belum tentu," kata Burhanuddin dalam acara Indonesia Economic Day 2019 yang diselenggarakan Katadata di Jakarta, Kamis (31/1).

Beberapa hal bisa menghambat langkah Jokowi untuk memenangkan pilpres. Pertama, kondisi ekonomi dalam hal ini inflasi yang berdampak langsung pada kepuasan masyarakat. Hal ini disebutnya sempat menurunkan tingkat kepuasan masyarakat.

Berdasarkan survei Indikator, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Jokowi turun dari 72% pada Oktober 2018 menjadi 68% pada Desember 2018. "Ini karena inflasi sempat naik sedikit," kata Burhanuddin.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...