Budaya Nongkrong dan Menjamurnya Kedai Kopi di Mataram

Muchamad Nafi
10 Februari 2019, 16:05
Kopi
Shopee
Proses cupping saat coffee workshop bersama Anomali Coffee dan Shopee, Jumat (27/7).

Akhir-akhir ini, kopi seakan minuman wajib bagi kaum urban. Kopi yang awal mulanya hanya sebuah tren, sekarang berubah menjadi gaya hidup, budaya sajian ketika berkumpul atau ngariung.

Hal ini menjadikan bisnis kedai kopi meningkat dan terlihat menjanjikan. Warung kopi mulai bermunculan di berbagai penjuru Indonesia termasuk Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Semula, beberapa kedai kopi didirikan sebagai tempat nongkrong yang santai dan cocok untuk berbincang-bincang. “Ketika sedang berkumpul, ada orang masuk dan mengira ini kedai kopi. Dari situlah kami memulai. Tempat nongkrong yang menghasilkan uang,” kata Arwadi, seorang karyawan di salah satu kedai kopi daerah Gomong.

(Baca: Maxx Coffee Berencana Buka 30 Gerai Baru Tahun Ini)

Hal yang sama diungkapkan Yudis, satu di antara pendiri kedai kopi di daerah Kekalik. Ia mendirikan kedai kopi agar teman-temannya mempunyai tempat yang nyaman untuk berkumpul. “Saya sering keliling Mataram dan belum menemukan tempat yang cocok. Dari situ memutuskan untuk mendirikan kedai kopi ini,” katanya.

Menurut dia, sebuah kedai kopi harus mempunyai identitas agar tahu apa yang akan ditunjukkan dari kedai kopi tersebut. Misalnya, apakah kedai tersebut beridentitas milenial dengan tempatnya yang instagramable atau beridentitas klasik yang simpel.

Dalam menentukan identitas ini, hal penting adalah bagaimana pengunjung merasa nyaman dan betah berlama-lama untuk sekadar duduk atau ngobrol. Apalagi, sekarang kedai kopi tidak hanya menjadi tempat ngopi.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...