Kenaikan Tarif Maskapai Penerbangan Memukul Tingkat Hunian Hotel

Michael Reily
11 Februari 2019, 17:50
Hotel Gedung
Arief Kamaludin (Katadata)
Ilustrasi hotel berbintang di Jakarta. Asosiasi Pengusaha Hotel dan Restoran memperkirakan jumlah hunian kamar hotel turun 20% akibat kenaikan tarif tiket pesawat.

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyatakan kenaikan tarif maskapai penerbangan telah memukul industri perhotelan. Kebijakan maskapai tersebut telah menyebabkan tingkat hunian (okupansi) hotel anjlok hingga 20% menjadi 30%-40%.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani menyatakan pengusaha meminta penyesuaian harga tiket penerbangan domestik yang naik hingga 40%. "Kami merasa terpukul karena kenaikan harga tiket yang signifikan dan mendadak," kata Hariyadi di Jakarta, Senin (11/2).

Advertisement

Dia juga menyebut Garuda Indonesia dan Lion Air terindikasi kartel dalam penetapan harga.

PHRI pun meminta pemerintah melakukan dua hal untuk menggairahkan sektor wisata. Alasannya, pariwisata merupakan salah satu sektor yang diandalkan sebagai kontributor ekonomi Indonesia pada masa depan.

(Baca: Kenaikan Tarif Tiket dan Bagasi Pesawat Bisa Jadi Bumerang Maskapai)

Pertama, biaya avtur yang sangat tinggi tidak dibebankan kepada konsumen. Sebab, pembelian avtur maskapai penerbangan telah dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sekitar 10%.

PPN itu menyebabkan yang kemudian menyebabkan biaya penerbangan menjadi lebih mahal. Alhasil, avtur yang dibayar untuk penerbangan domestik lebih mahal 20% daripada bahan bakar rute internasional. 

Hariyadi juga menyarankan supaya Pertamina tidak memonopoli penjualan avtur dalam negeri. Sehingga, perusahaan maskapai lokal lainnya bisa ikut berkompetisi hingga berdampak pada harga tiket yang lebih murah.

Kedua, pemerintah harus memberikan kesempatan yang sama untuk maskapai penerbangan regional untuk rute penerbangan antardaerah. "Scoot atau Jetstar bisa mendapatkan kesempatan untuk rute yang pemerintah anggap tidak adil dari segi harga," katanya.

Penurunan okupansi hotel juga menggerus sektor lain yang mendukung pariwisata. Contohnya, sektor kuliner dan ekonomi kreatif yang bergantung kepada penjualan produk untuk wisatawan.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement