Kepanikan Investor Karena Credit Suisse Mereda, IHSG Bergerak Datar

Happy Fajrian
14 Februari 2019, 19:08
Bursa Efek Indonesia (BEI)
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Presiden Joko Widodo (dua dari kanan) secara resmi melakukan penutupan perdagangan pasar modal seiring berakhirnya 2018 di PT. Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta Selatan (28/12). Penutupan tersebut dihadiri Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Ketua OJK Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Wakil Ketua DK OJK Nurhaida dan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis sore (14/2) nyaris tak bergerak dari posisi penutupan perdagangan sehari sebelumnya. IHSG naik kurang dari 1 poin, tepatnya 0,9 poin ke level 6.420,02, atau hanya naik 0,01%.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan kinerja IHSG hari ini terbantu oleh meredanya kepanikan pasar akibat penurunan rekomendasi terhadap pasar modal Indonesia oleh lembaga riset internasional Credit Suisse.

Advertisement

"Kelihatannya dari perilaku pasar mereka mulai mengabaikan downgrade dari Credit Suisse, apalagi setelah mulai ada bantahan dari broker asing lainnya yang menyatakan Indonesia masih layak investasi," kata William di Jakarta, Kamis (14/2).

William menambahkan, selama tiga hari terakhir IHSG berhasil bertahan di atas level 6.390 yang merupakan batas toleransi terakhir dari "support" psikologis atas efek downgrade dari Credit Suisse tersebut.

(Baca: Asing Lepas Saham Hingga Rp 317 Miliar, IHSG Turun 0,11% pada Sesi I)

Berbeda dengan Credit Suisse, JP Morgan malah menilai pasar saham Indonesia akan menjadi salah satu pasar negara berkembang atau emerging markets yang tumbuh di atas dua digit tahun ini, setelah melalui masa-masa yang penuh tantangan pada 2018.

William menuturkan, penurunan rekomendasi dari Credit Suisse pada Selasa (12/2) lalu, memang sempat membuat bursa saham domestik kacau. Semula secara teknikal, hampir semua saham yang memberikan sinyal naik, berubah jadi turun di hari itu juga dan efeknya masih terasa sampai hari ini.

Menurutnya, efek dari "downgrade" tersebut diperkirakan masih akan terasa hingga Jumat (15/2) besok. "Ini memang bukan urusan kecil karena Credit Suisse termasuk salah satu broker asing terbesar di Indonesia dan mereka tiba-tiba bilang "downgrade" yang beserta porsi investasi di Indonesia disarankan untuk dikurangi. Tentu ini akan membawa kepanikan terutama investor domestik," ujar William.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement