15,3 Juta Keluarga Miskin Ditargetkan Terima Bantuan Pangan Non-Tunai

Michael Reily
20 Februari 2019, 20:06
Kemiskinan
Arief Kamaludin|KATADATA
Aktivitas warga di pemukiman padat penduduk Kampung Dao, Jakarta. Upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di dunia lebih banyak didorong oleh kawasan Asia Timur dan Pasifik, terutama Cina, Indonesia, dan India.

Pemerintah menargetkan seluruh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) beralih menjadi penerima Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) pada tahun ini. Hingga akhir 2018, jumlah penerima BPNT masih sebesar 10 juta keluarga dari  15,3 juta KPM.

Menteri Sosial Agus Gumiwang menyatakan hingga kini masih terdapat sekitar 5,3 juta KPM  yang masih menerima beras sejahtera (Rastra). Golongan tersebut ditargetkan segera beralih ke program BPNT. “Kami sedang siapkan pendataan. Ini berarti 100% keluarga penerima manfaat bakal menerima Bantuan Pangan Non-Tunai,” kata Agus di Jakarta, Rabu (20/2).

Namun,  proses pergeseran dari rastra menjadi BPNT akan dilakukan secara bertahap. Sebab, masih ada KPM yang tinggal di daerah terpencil yang masih minim infrastruktur teknologi.

Terlebih lagi, untuk pencairan BPNT kerap memerlukan akses internet melalui warung elektronik (e-warong). Namun, hal itu diharapkan bisa diatasi dengan penyediaan mesin EDC (Electronic Data Capture) tanpa jaringan internet. “Itu akan kami siapkan,” ujar Agus.

(Baca: Lebih Rendah Dari Asumsi Bulog, Harga Rastra Ditetapkan Rp 10.219/kg)

Dalam program BPNT, pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 110 ribu per bulan dalam bentuk transfer tunai kepada KPM lewat Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Dana tersebut hanya bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok seperti beras dan telur di e-warong.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...