Saingi Malaysia, RI Berupaya Minta Pengurangan Tarif Sawit ke India

Michael Reily
22 Februari 2019, 18:01
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita beserta para pelaku usaha komoditas unggulan Indonesia tengah  bertolak ke India untuk  melakukan misi dagang. Pemerintah terus melakukan lobi untuk menyelesaikan hambatan dagang berupa pengenaan tarif  India untuk komoditas sawit. 

Meskipun telah menggunakan skema ASEAN-India Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA),  India masih mengenakan tarif sebesar 50% untuk ekspor sawit Indonesia beserta turunannya. Sedangkan Malaysia, dalam hal ini lebih diuntungkan karena dikenakan tarif masuk lebih rendah, yakni sekitar 45%. Karna sejak 1 Januari 2019, keduanya telah memiliki Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CECA) Malaysia-India.

(Baca: Bea Masuk Sawit India Dipangkas, Pengusaha Optimistis Ekspor Meningkat)

Sementara mengenai pertemuan pemerintah di India, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Mukti Sardjono berharap pembicaraan bilateral lebih banyak mengarah untuk tarif impor produk sawit. "Sehingga tidak ada perbedaan impor tarif produk sawit Indonesia dari Malaysia," kata Mukti dalam pesan singkat kepada Katadata.co.id, Jumat (22/2).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun mengatakan siap membuka akses pasar Indonesia untuk produk dari India. Pada 2018 misalnya, pemerintah membuka kuota impor daging kerbau beku India sebesar 100 ribu ton. Begitu juga pada tahun ini, pemerintah masih mengalokasikan impor daging kerbau beku dari Negeri Bollywood itu dalam volume yang sama.

Kemudian juga pada Juli 2018, Kementerian Perdagangan bersama Asosiasi Gula Rafinasi (AGRI) membuka persaingan pasar gula rafinasi dari India. Bahkan, pengusaha gula asal India meminta supaya bea masuk impor gula Indonesia diturunkan agar bisa bersaing dengan komoditas  Australia dan Thailand.

Sebab, kala itu Indonesia mengenakan bea masuk impor sebesar 10% untuk impor gula dari India. Sementara untuk komoditas gula dari Australia dan Thailand dikenakan tarif lebih rendah yakni sekitar 5%. Namun, pemerintah mengaku tidak membatasi impor dari India, meski tidak ada penurunan tarif.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...