Potensi Pemilu 2019 Jadi yang Terburuk Setelah Reformasi

Ameidyo Daud Nasution
14 Maret 2019, 15:13
Aksi Tolak Kecurangan Pemilu 2019
ANTARA FOTO/APRILLIO AKBAR
Massa berdemo aksi tolak kecurangan Pemilu 2019. Bila tak ditangani dengan baik, Pemilu 2019 berpotensi menjadi yang terburuk sejak reformasi.

Pemilihan legislatif dan pemilihan presiden yang berlangsung serentak pada 17 April 2019 berpotensi menjadi Pemilu terburuk setelah reformasi. Potensi tersebut terjadi apabila penyelenggara yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu gagal mengantisipasi masalah.

Peneliti politik dari Exposit Strategic Arif Susanto mengatakan Pemilu 2019 lebih kompleks karena pertama kali diadakan secara serentak, persyaratan ketat dengan ambang batas atau parliamentary treshold 4%, hingga jumlah dan kultur pemilih yang lebih besar dari pesta politik sebelumnya.

"Hal ini kurang diantisipasi KPU dan mestinya ada waktu antisipasi sejak UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017 disahkan," kata Arif dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/3).

(Baca: Wiranto Minta Masyarakat Tak Resah dengan Isu Kerusuhan di Pemilu 2019)

Arif menyebut terdapat enam potensi yang membuat Pemilu 2019 menjadi yang terburuk. Pertama, penetapan partai politik yang bermasalah hingga KPU dan Bawaslu sempat berselisih soal parpol yang lolos ke ajang Pemilu.

Kedua, sinyalemen mahar politik salah satu calon presiden dan wakil presiden namun tidak ditindaklanjuti penyelenggara. Politikus Demokrat Andi Arief pernah menyebut mengenai dugaan uang mahar dalam proses pemilihan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Dugaan saya penyelenggara tidak percaya diri (untuk mengusut)," kata Arif.

Ketiga, Daftar Pemilih Tetap yang belum final. Dia memberi contoh komplikasi masalah DPT ini muncul dengan pemilih ganda sebanyak 2 juta, belum terekam Kartu Tanda Penduduk elektronik sebanyak 5 juta, masuknya 370 warga asing dalam DPT, hingga kemungkinan 5.000 orang tidak masuk DPT karena baru berusia 17 tahun April nanti.

(Baca: LIPI Sebut Pemilu 2019 Jadi ‘Kuburan Massal’ Partai Politik)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...