Sesi I IHSG Bertahan di Zona Hijau Naik 0,15%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada akhir sesi I perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis siang (14/3). Kinerja IHSG terutama ditopang oleh saham-saham di sektor industri dasar dan aneka industri.
Hingga sesi I berakhir sektor industri dasar telah mengalami kenaikan sebesar 2,04% dan aneka industri naik 0,89%. Selain itu sektor tambang naik 0,27%, keuangan naik 0,26%, dan manufaktur naik 0,2% turut menopang kinerja IHSG.
Namun, sektor konsumer menahan laju positif IHSG dengan terkoreksi 0,78%. Beberapa saham sektor konsumer yang terkoreksi cukup dalam di antaranya saham PT Ace Hardware Indonesia Tbk. (ACES) yang harganya turun 2,21%, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) turun 1,56%, PT Gudang Garam Tbk (GGRM) turun 0,93%, PT serta PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) turun 0,6%.
Total transaksi saham pada sesi I ini tercatat mencapai Rp 4,62 triliun dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 8,69 miliar saham. Sebanyak 203 saham bergerak naik, 166 saham turun, dan 128 saham lainnya tidak berubah.
(Baca: Banyak Sentimen Positif Global, IHSG Diprediksi Naik)
Sementara itu dana asing masih mengalir keluar dari pasar saham karena investor asing masih melakukan aksi penjualan saham bersih senilai Rp 183,01 miliar di pasar reguler. Selama sepekan terakhir dana asing yang keluar melalui pasar saham telah mencapai Rp 2,17 triliun.
Beberapa saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing yaitu saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) senilai Rp 76,7 miliar, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (TLKM) Rp 45,6 miliar, PT United Tractors Tbk. (UNTR) Rp 27,9 miliar, serta PT Astra International Tbk. (ASII) Rp 13,5 miliar.
Mengawali hari dari zona merah, tak butuh waktu lama buat IHSG untuk langsung bergerak naik ke teritori positif. Sepanjang sesi I IHSG bergerak di kisaran level 6.372,96 hingga level 6.490,76.
Sementara itu bursa saham Asia lainnya bergerak bervariasi. Indeks Strait Times nyaris tidak bergerak dengan koreksi 0,01%, Shanghai turun 1,02%, PSEi turun 0,58%, dan KLCI turun 0,2%. Lainnya, indeks Hang Seng naik tipis 0,04%, Nikkei juga naik tipis 0,02%, dan Kospi naik 0,23%.
Pergerakan bursa saham Asia dipengaruhi sentimen dari Tiongkok yang yang kembali menunjukkan pelemahan. Output industri di Tiongkok mencatatkan pertumbuhan terendah selama 17 tahun terakhir.
(Baca: Enam Perusahaan Tambang Tawarkan Divestasi Sahamnya ke BUMN)
Namun di sisi lain, data investasi riil periode Januari hingga Februari 2019 meningkat 6,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, serta penjualan barang ritel untuk periode yang sama tumbuh 8,2% menyuntikkan optimisme kepada investor sehingga berpeluang mendorong kinerja bursa saham Asia.
Selain itu, hasil negosiasi dagang AS dengan Tiongkok yang mengalami banyak kemajuan dapat menjadi sentimen positif bagi pasar. Selain itu, negosiasi Brexit yang lancar dengan proses keluarnya Inggris dari Uni Eropa secara gradual akan menjadi hasil yang mendorong optimisme pasar.