Surplus tapi Mengkhawatirkan

Image title
Oleh
24 Agustus 2015, 19:21

KATADATA ? Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Januari-Juli 2015 surplus sebesar US$ 5,7 miliar. Surplus pada Juli lalu adalah US$ 1,3 miliar dan tercatat sebagai rekor baru bahkan menjadi yang paling menguntungkan sejak Desember 2013. 

Surplus didapat dari penurunan kinerja impor yang turun lebih tajam dibanding kinerja ekspor. Penurunan impor mencapai -28,4 persen terendah sejak Juli 2009, sementara penurunan ekspor -19,2 persen terendah sejak Agustus 2012. 

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyatakan penurunan kinerja impor mencerminkan produktivitas industri dalam negeri yang melemah. Menurutnya, bila pada Agustus impor belum meningkat, maka ekonomi akan sulit mencapai pertumbuhan 5 persen tahun ini. 

?Kalau belum (meningkat) artinya sinyal ekonomi Indonesia masih lemah sampai Juli?, ujar David. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan turunnya ekspor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi lemahnya nilai tukar rupiah. Untuk itulah pemerintah berupaya mengembalikan kepercayaan pasar terhadap kinerja perekonomian dalam negeri. Beberapa kali rapat koordinasi digelar antar kementerian/lembaga untuk mengatasi sinyal mengkhawatirkan dari data perdagangan.  

Reporter: Leafy Anjangi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami