ASEAN Salah Satu Tulang Punggung Ekspansi AirAsia

Maria Yuniar Ardhiati
16 Juli 2016, 07:00
No image
AirAsia Indonesia

Sudah satu purnama pucuk pimpinan AirAsia Indonesia berganti. Kursi presiden direktur yang semula diduduki Sunu Widyatmoko, kini dijabat Ridzeki Tresno Wibowo sejak Juni lalu. Penempatan mantan direktur operasi sekaligus pilot senior di maskapai tersebut dilakukan saat perusahaan sedang menjalani proses merger dengan perusahaan afiliasinya, yaitu AirAsia Indonesia Xtra.

Gejolak perekonomian yang melanda pasar global ikut dirasakan AirAsia. Pada kuartal ketiga tahun lalu, kerugian tidak hanya dialami bisnis maskapai ini di Malaysia, tapi juga di Filipina dan Indonesia. Secara keseluruhan, AirAsia mencatatkan kerugian US$ 96 juta sepanjang triwulan ketiga 2015.

Setelah melalui tahun lalu yang penuh tantangan, AirAsia kini memperkuat saluran distribusi offline-nya. Untuk sisa 2016, maskapai memusatkan perhatian pada fondasi yang sudah ada, dengan tetap mempertimbangkan ASEAN sebagai pasar yang sangat besar. Kepada Katadata, Selasa, 5 Juli 2016, Ridzeki mengatakan AirAsia Indonesia masih berkonsentrasi pada Asia dan Australia.

Maskapai berbiaya rendah atau low-cost carrier (LCC) diprediksi menjadi pemain utama industri penerbangan setelah ASEAN Open Sky pada April lalu. Bagaimana AirAsia Indonesia mempersiapkan diri menghadapi kompetisi tersebut?

AirAsia sudah sejak lama melihat potensi ASEAN, bahkan sejak founding father kami, Tony Fernandes, merintis maskapai penerbangan ini 14 tahun lalu. Dengan jumlah penduduk sekitar 700 juta jiwa, Asia Tenggara merupakan pasar yang sangat fantastis untuk dilayani. AirAsia selalu menempatkan diri sebagai maskapai penerbangan ASEAN. Ketika pada awalnya potensi hanya terlihat dari konektivitas antarkota besar di ASEAN saja, AirAsia sudah melirik potensi dari keterhubungan antarakota utama dengan secondary city.

Contohnya seperti apa?

Misalnya ketika meluncurkan penerbangan untuk rute Bandung – Kuala Lumpur pada 2004. Hingga kini rute tersebut masih menjadi salah satu rute favorit masyarakat Asia Tenggara. Ke depan, keberanian dalam melakukan pendekatan yang serupa dalam mengembangkan jaringan akan terus kami lakukan.

LCC yang mendominasi pasar ASEAN seperti Lion Air dan Cebu Pacific dari Filipina berencana meluncurkan sejumlah penerbangan internasional baru. Apakah AirAsia juga memiliki rencana seperti itu?

Saat ini AirAsia menjadi grup maskapai dengan jaringan rute terluas di ASEAN. Kami satu-satunya maskapai penerbangan yang terbang ke semua ibu kota seluruh negara anggota ASEAN. Dalam mengembangkan jaringan, kami masih akan terus berkonsentrasi pada pasar utama Asia dan Australia. ASEAN tentu menjadi salah satu ‘tulang punggung’ dalam ekspansi tersebut.

AirAsia Group membidik sejumlah rute penerbangan internasional dari Filipina dan Indonesia. Apakah langkah tersebut ditempuh untuk menembus pasar di dua negara ini?

Sejalan dengan misi untuk menjadi brand ASEAN yang dikenal secara global, konektivitas ke seluruh ibu kota negara-negara ASEAN merupakan hal yang penting. ASEAN Open Sky akan mendorong terbukanya lapangan kerja regional secara lebih luas lagi, yang pada akhirnya dapat menggairahkan perekonomian kawasan secara keseluruhan.

Halaman:
Maria Yuniar Ardhiati
Maria Yuniar Ardhiati

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...