Bisnis Serba Digital (3): How?

Ade Febransyah
Oleh Ade Febransyah
13 Mei 2018, 07:00
Ade Febransyah
Ilustrator: Betaria Sarulina

Coba ingat lagi ketika Amazon pertama kali hadir tahun 1994. Ketika itu kita sudah nyaman belanja buku di toko buku langganan; tidak membayangkan ada toko buku yang lebih baik lagi. Tapi, ternyata ada model baru belanja secara online. Apakah Amazon mengubah pekerjaan (jobs to be done/JTBD) kita ketika itu? Tidak!

Pekerjaan utamanya adalah tetap mendapatkan buku di waktu luang. Agar bisa ke toko buku, memang harus ada waktu luang. Memang pekerjaan utama pengguna tidak berubah. Tapi Amazon mencoba menjawab ‘desired outcomes’ dari pekerjaan kita secara lebih baik.

Advertisement

Membeli buku tidak harus pergi ke toko. Proposisi nilai Amazon berupa ‘hemat waktu’ dan ‘hemat biaya’ menjawab ‘desired outcomes’ yang tidak terpikirkan sebelumnya, yaitu kemudahan dan keekonomisan dari pekerjaan mendapatkan buku. Ketepatan antara proposisi nilai produk atau layanan dengan desired outcomes masyarakat dalam menyelesaikan JTBD-nya merupakan modal awal yang berarti bagi bisnis.

Selanjutnya, bagaimana merealisasikannya?

Operating model

Model belanja buku online yang diperkenalkan Amazon ini menjadi inspirasi pemain-pemain e-commerce sekarang. Tidak perlu datang ke mal, cukup berselancar di gadget atau laptop, kunjungi marketplace, atau toko-toko online, cari barang, pesan, bayar, dan tunggu kiriman barang.

Sebetulnya perjalanan pengguna (customer journey) tersebut sama saja dengan perjalanan pelanggan ke toko-toko konvensional. Yang membedakan adalah customer needs atau desired outcomes di setiap tahapan perjalanan tersebut.

Ambil saja perjalanan pengguna yang pertama, mengunjungi toko. Desired outcome berupa kemudahan, kecepatan, keekonomisan, menjadi peluang toko online untuk mengungguli toko konvensional.  Di zaman serba macet sekarang ini, adalah suatu kemahalan untuk mengunjungi toko. Tidak mudah, tidak cepat dan ada ongkosnya.

Bandingkan dengan toko berbasis digital. Toko online bisa dikunjungi secepat kedipan mata, mudah, tanpa kendaraan bermotor. Pertanyaannya, bagaimana merealisasikannya?

Di sinilah proses konsumsi berupa "datang ke toko" mengalami transformasi digital. Pergi secara fisik ke toko ditransformasikan lewat satu klik atau ketikan ke toko online. Teknologi informasi menjadi salah satu key resources yang harus dikuasai pelaku bisnis digital.

Tidak dipungkiri teknologi selalu menjadi enabler dalam berinovasi. Tidak ada inovasi tanpa teknologi! Ditambah dengan sumber daya manusia kompeten dalam urusan pengadaan dan penguasaan hardwares dan softwares serta kemampuan pendanaan perusahaan, bisnis digital dapat direalisasikan.

Setelah masuk ke toko digital atau online, perjalanan berikutnya adalah proses mencari barang. Lagi-lagi, perjalanan ini bukan hal baru, juga terjadi di toko konvensional. Lewat desain interaksi yang mudah, pembeli di toko online semakin mudah menemukan barang yang dicari.

Halaman:
Ade Febransyah
Ade Febransyah
Guru Inovasi Prasetiya Mulya Business School
Editor: Yura Syahrul

Catatan Redaksi:
Katadata.co.id menerima tulisan opini dari akademisi, pekerja profesional, pengamat, ahli/pakar, tokoh masyarakat, dan pekerja pemerintah. Kriteria tulisan adalah maksimum 1.000 kata dan tidak sedang dikirim atau sudah tayang di media lain. Kirim tulisan ke [email protected] disertai dengan CV ringkas dan foto diri.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement