Gelaran Pemilu 2024 dan penyaluran bansos diperkirakan akan kerek konsumsi rumah tangga tahun ini. Namun ekonomi Indonesia masih dibayangi pelemahan harga komoditas.
BPS mencatat tingkat konsumsi rumah tangga melambat pada 2023 yang hanya tumbuh 4,47%. Perlambatan itu terjadi karena tingkat konsumsi kelompok menengah atas yang turun.
Menko Airlangga mengatakan, tujuan pemberian bantuan pangan untuk melindungi daya beli masyarakat. Khususnya kepada 22 juta penerima bantuan pangan di Indonesia.
Kementerian Perindustrian mengungkapkan bahwa konsumsi daging Indonesia masih kalah dari Malaysia dan Vietnam. Alasannya, karena konsumsi daging di RI masih rendah dan hadapi sejumlah tantangan.
Kenaikan harga bahan pokok seperti cabai hingga beras telah menyebabkan fenomen 'makan tabungan'. Fenomena ini terjadi ketika pendapatan masyarakat lebih kecil dibandingkan konsumsi karena inflasi.
Ekonomi RI Diramal Naik 5,5%, Ditopang Konsumsi dan Investasi di 2024. Terutama dengan adanya gelaran pemilu 2024 akan menopang pertumbuhan ekonomi RI.
Produsen tepung terigu di Indonesia berharap momen Pemilu 2024 dapat mengerek konsumsi tepung terigu yang hanya tumbuh 1,8% secara tahunan pada periode Januari-September 2023.
BI melihat perbedaan pola belanja generasi muda dan tua. Di antaranya Generasi Z & Milenial yang lebih memilih belanja online sehingga tingkat inflasi menjadi Lebih rendah
Bank Indonesia menyebut, pola konsumsi generasi milenial atau gen y dan gen z menjadi salah satu sumber pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang menopang ekonomi Indonesia.