Kerja Bersama untuk Pembangunan Rendah Karbon

Image title
Oleh Jamalianuri - Tim Publikasi Katadata
25 Oktober 2021, 14:15
Kerja Bersama untuk Pembangunan Rendah Karbon
Muhammad Zaenuddin|Katadata

Kesepakatan Paris 2015 tentang perubahan iklim memberi mandat kepada setiap negara untuk memangkas emisi karbon. Indonesia berkomitmen mengurangi emisi sebesar 29% dengan usaha sendiri, dan 41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030. Salah satu upaya untuk mencapai target ini adalah dengan menerapkan pembangunan  rendah karbon.

Inisiatif pembangunan rendah karbon dilakukan pada bidang-bidang prioritas, terutama dalam hal tata guna lahan hutan dan gambut. Sektor hutan dan lahan gambut memberi kontribusi penurunan emisi Indonesia sebesar 17%, melebihi separuh dari target dengan usaha sendiri.

Advertisement
Kerja Bersama untuk Pembangunan Rendah Karbon
Kerja Bersama untuk Pembangunan Rendah Karbon (Climate Change Fiscal Policy Framework, Kementerian Keuangan)

Pembangunan rendah karbon mengutamakan keseimbangan antara upaya pengurangan emisi dan keberlanjutan ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, masyarakat sipil (CSO), dan warga lokal, sangat penting untuk mendorong suksesnya pembangunan rendah karbon.

Di sejumlah daerah, berbagai inisiatif kolaborasi telah dijalankan dan menunjukkan bahwa kelestarian lingkungan bisa dicapai dengan tetap memperhatikan kesejahteraan warga.

Budidaya Ikan Gabus untuk Lestarikan Lahan Gambut

Pada 2019, Kabupaten Siak mengalami kebakaran hutan dan lahan pada 493 titik (hotspot). Penyebab kebakaran adalah mengeringnya lahan gambut sehingga mudah tersulut api.

Budi daya ikan gabus menjadi solusi untuk menjaga lahan gambut agar tetap basah dan memberi manfaat ekonomi. Ikan gabus adalah salah satu jenis spesies yang hidup di lahan gambut.

Menurut kajian Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) pada Roadmap Kabupaten Siak Hijau, ikan gabus dapat dimanfaatkan dengan mengekstraksi kandungan albumin dan. LTKL memberi bantuan dan bimbingan untuk merancang bisnis dengan tetap melestarikan lingkungan.

Ekstrasi albumin dikelola oleh PT Alam Siak Lestari (PT ASL), yang pemegang saham terbesarnya adalah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pemerintah Siak mendukung dengan menyalurkan anggaran melalui program Transfer Anggaran Kabupeten Berbasis Ekologi (TAKE).

Untuk mengembangkan usaha, ASL mendirikan laboratorium ekstraksi albumin. Saat ini, ekstraksi albumin digunakan untuk memasok kebutuhan lokal, yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan apotek.

Alam Lestari Membawa Rezeki

Wisata Alam Kalibiru dibuka pada akhir 2009 oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam kelompok tani Hutan Kemasyarakatan (HKm) Mandiri program Perhutanan Sosial.

Sebelumnya, masyarakat mencari penghidupan dengan menanam tumbuhan semusim dan mengambil pohon yang bisa dijual. Akibatnya, hutan gersang. Aktivitas masyarakat pun dicap ilegal. Padahal, warga merasa berhak memanfaatkan lahan karena hutan tersebut milik nenek moyang mereka. 

Halaman:

Inisiatif pembangunan rendah karbon dilakukan pada bidang-bidang prioritas, terutama dalam hal tata guna lahan hutan dan gambut.

Di sejumlah daerah, berbagai inisiatif kolaborasi telah dijalankan dan menunjukkan bahwa kelestarian lingkungan bisa dicapai dengan tetap memperhatikan kesejahteraan warga.

Laporan lengkap dapat diunduh melalui tautan ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement