Mengenai Tari Randai, Kesenian Khas Minangkabau

Tifani
Oleh Tifani
30 Agustus 2022, 12:21
kesenian, tari randai
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Ilustrasi, anggota sanggar seni Mustika Minang dari Pariaman, bersilat saat penampilan Randai dengan judul naskah "Siti Baheram" pada Festival Randai di Taman Budaya Sumatera Barat, di Padang.

Sumatera Barat merupakan daerah yang memiliki ragam kesenian rakyat. Salah satunya adalah tari randai, yang menggabungkan seni lagu, tari, drama, musik, dan silat menjadi satu.

Kesenian khas Mingkabau ini, dapat disebut juga sebagai teater tradisional khas masyarakat Minang. Kesenian tari randai memiliki fungsi yang sama dengan tari pasambahan, yakni untuk menyambut tamu terhormat yang datang, pegantin, pesta rakyat, dan masih banyak lagi.

Advertisement

Kata ‘randai’ berasal dari kata ‘handai’ yang digubah menjadi ‘barandai’ yang memiliki arti obrolan hangat di dalam suasana yang santai. Ada pula pendapat yang mengatakan Randai berasal dari bahasa Arab, yakni Rayan-Li-dai yang berarti lekat dengan da’i atau pendakwah.

Kesenian tari randai memiliki beberapa unsur pokok di dalamnya, yakni cerita yang dibawakan, dialog, seni peran, galombangan, dan gurindam.

Asal Muasal Kesenian Tari Randai

Awalnya, kesenian tari randai dipentaskan untuk menyampaikan nasihat-nasihat yang ada dalam cerita rakyat, Nasihan-nasihat dalam cerita rakyat yang dipentaskan ini, dalam betuk gurindam atau syair yang didendangkan bersama tarian randai.

Cerita rakyat yang kerap dipentaskan bersama tari randai antara lain, Malin Kundang, Malin Deman, Anggun Nan Tongga, dan masih banyak lagi.

Menurut Zulkifli (1993) dalam jurnal berjudul "Randai Sebagai Teater Rakyat Mingkabau", kesenian tari randai berasal dari perguruan silat di Sumatera Barat. Para pemuda menarikan Randai untuk mengasah kemampuan silat yang mereka miliki. Namun ada juga pendapat lain mengenai asal-usul tari randai ini.

Sejarah tari randai dimulai ketika tarian ini dimainkan oleh masyarakat Periangan, Tanah Datar. Tarian ini didendangkan saat mereka berhasil menangkap seekor rusa. Tari randai dipentaskan dengan cara melingkar. Di dalam lingkaran ada seserorang yang berperan sebagai paktua atau pelatih silat.

Paktua ini lah yang akan menyampaikan pesan melalui syair atau gurindam dalam bahasa Minang. Dahulu pemeran Tari Randai haruslah laki-laki, bahkan apabila dalam cerota yang dimainkan ada sosok perempuan. Peran perempuan tersebut juga dibawakan oleh seorang laki-laki.

Tokoh perempuan umumnya hanya menjadi primadona dalam pertunjukan Randai. Pada perkembangannya, tari randai kemudian dapat di mainkan dan dipentaskan oleh semua kalangan. Tari randai dimainkan secara berkelompok, satu kelompok terdiri dari 14 hingga 25 orang.

Para pemain tari randai disebut sebagai anak randai. Anak randai biasanya berasal dari kalangan pedagang, pengrajin, dan petani dari daerah Mingkabau. Para pemain akan melangkah secara perlahan sembari menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara bergantian.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement