Sinopsis Novel Jingga dan Senja, Kisah Cinta dan Kenakalan Remaja
Banyak novel ini yang mengangkat kisah cinta remaja sebagai cerita pamungkas. Kisah cinta selalu mempunyai tempat tersendiri di hati pembaca sehingga banyak novel romance selalu laris terjual dan bahkan dicetak ulang beberapa kali.
Hal yang sama Esti Kinasih terapkan dalam novelnya, Jingga dan Senja. Terbukti, novel ini berhasil merebut hati para pembaca khususnya remaja ketika pertama kali diterbitkan.
Novel ini terbit pada 2010 oleh penerbit PT.Gramedia Pustaka Utama. Secara garis besar, novel ini menceritakan kisah percintaan remaja dimana tokoh utamanya mengalami cinta segitiga dan konflik kenakalan remaja pada umumnya.
Sekilas, cerita yang ditawarkan oleh novel ini tidak jauh berbeda dengan novel percintaan remaja lainnya. Namun, sang penulis mampu mengatasinya dengan baik sehingga cerita yang ada di dalamnya terlihat begitu rumit.
Novel ini pun telah diadaptasi menjadi sebuah series yang telah tayang di Vidio oleh rumah produksi Rapi Films dan Screenplay Films Series ini disutradarai oleh Kuntz Agus dan dibintangi oleh Yoriko ANgeline dan Abidzar Al Ghifari sebagai dua tokoh utama.
Untuk lebih memahami isi novel karya Esti Kinasih ini, berikut ini adalah sinopsis novel Jingga dan Senja.
Sinopsis Novel Jingga dan Senja
Jingga dan Senja bercerita tentang dua orang yang memiliki kandungan nama dan waktu kelahiran yang sama yaitu ketika matahari tenggelam.
Karakter pertama bernama JIngga Matahari atau Tari. Dia adalah seorang siswa SMA kelas x di SMA Airlangga yang suka dengan aksesori berwarna oranye karena ia lahir saat matahari tenggelam.
Karakter kedua bernama Matahari Senja atau Ari, seorang siswa kelas XII di SMA Airlangga. ia terkenal suka berbuat onar di sekolah dan kerap ikut tawuran antar sekolah.
Ari juga terkenal di kalangan cewek cewek di sekolah nya dikarenakan ia memiliki paras yang tampan, berasal dari keluarga kaya, dan cerdas. Ia memiliki musuh bebuyutan bernama Angga.
Tari dan Ari pertama kali bertemu saat sendag terjadi tawuran antara SMA Airlangga dengan SMA Brawijaya. Pada saat itu, Angga melihat Air yang berusaha menyelamatkan Tari yang membuat Anggaa bertekad untuk bisa merebut Tari darinya.
Angga pun memanfaatkan momen itu untuk menjadi pelindung Tari yang akhirnya membuat sAri Marah. Momen itu membuat Ari berubah.
Ari yang semual bersikap tidak peduli kepada cewek manapun mulai berusaha keras mendapatkan Tari. sejak hari itu, hari-hari Tari berubah. Ari sering kali mengganggu nya yang membuat Tari menjadi kesal. .Alasan Ari mengganggunya adalah karena mereka memiliki kesamaan dimana mereka lahir saat matahari tenggelam.
Ia merasa Tari adalah bayangannya dan bayangan harus selalu dekat dengan benda aslinya. Ia mengganggu Tari agar ia bisa selalu dekat dengannya.
Namun, perjuangan Ari jelas tidak mudah karena predikat buruknya yang membuat Tari tidak mau berhubungan dengannya. Semakin Ari mendekati Tari, maka semakin menjauh pula Tari darinya. Lalu, Apakah Ari akan berhasil mendapatkan hati Tari?
Kutipan Novel Jingga dan Senja
Novel karya Esti Kinasih ini menceritakan kisah cinta remaja yang dibumbui dengan kenakalan remaja. Sebuah kisah yang sangat relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Oleh karena itu, banyak pembaca merasa lebih relate dengan karakter dan konflik yang ada di dalamnya.
Penggambaran dari para karakter dan konflik yang terjadi bisa terlihat dari kutipan yang ada di bawah ini. Berikut ini beberapa kutipan dari novel Jingga dan Senja.
"Karena itu Tari nggak berani bilang sikap Angga tuh baik dan manis. Jadi dia nggak merasa terancam. Beda dengan saat bersama Ari begini. Meskipun dikelilingi teman sekelas, nggak Cuma berdua, Tari merasa seperti ada bahaya yang sedang mengintai." (hal. 69)
"Ari. Nama ngetop di SMA Airlangga. Biang onar sekolah. Salah satu panglima perang saat tawuran, yang berani memimpin teman-temannya sampai ke jalan raya, bahkan menyerang sekolah yang dianggap cari gara-gara." (hal. 8)
"Sampai pada suatu hari Ari menemukan Angga di antara anak-anak SMA Brawijaya yang menyerang sekolahnya. Masih dengan tatap kebencian yang sama. Dan sama seperti dirinya, masih berstatus junior yang tentu saja harus mematuhi setiap perintah para senior. Ketika Ari telah menjadi pentolan di sekolahnya, Angga ternyata juga berdiri di posisi yang sama. Sudah tidak mungkin lagi untuk bertanya baik-baik." (hal. 38)
"Banyak cewek di sekitar Ari. Sama seperti dulu. Ari yang dikenalnya selama tiga tahun di SMP. Namun, pada satu nama ini Angga mendapati ada yang beda dengan Ari. Sedikit samar. Namun bukan disembunyikan. Lebih karena Angga sendiri sepertinya juga tidak menyadari. Atau belum menyadari. Setelah dua tahun lebih akhirnya dia temukan juga sesuatu yang bisa direbutnya dari Ari. Sesuatu yang bisa digunakannya untuk ganti menyakiti cowok itu." (hal. 27)
"Soalnya itu warna matahari terbenam. Gue kan lahirnya sore, pas matahari mau tenggelam. Kata Nyokap, waktu gue lahir pantulan matahari yang mau tenggelam itu bikin ruangan jadi berwarna oranye, jingga, Tari menerangkan dengan nada riang." (hal. 41)