Profil Luhut Binsar Pandjaitan Lengkap dengan Harta Kekayaannya
Baru-baru ini pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tengah viral. Apa lagi kalau bukan pernyataan soal jika bukan orang Jawa jangan memaksakan diri jadi calon presiden di Indonesia.
Pernyataan ini ia ungkapkan kala berbincang dengan Rocky Gerung. Video perbincangan Rocky Gerung dan Luhut berjudul Menatap Indonesia Pasca 2024 itu diunggah di kanal YouTube RGTV Channel ID, pada Rabu (21/9).
Sosok Luhut Binsar Pandjaitan memang kerap muncul ke publik dan memberikan sejumlah pernyataan, baik terkait dengan suatu peristiwa, maupun kebijakan yang diambil pemerintah.
Untuk mengenal lebih dekat dengan sosok penting dalam pemerintahan ini, simak ulasan berikut mengenai profil Luhut Binsar Pandjaitan.
Masa Kecil dan Pendidikan
Luhut Binsar Pandjaitan merupakan seorang Jenderal Tentara Negara Indonesia yang lahir di Hutanamora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara, pada 28 September 1947.
Ia menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di SMAK 1 Penabur Bandung. Sejak SMA Luhut tergolong sosok yang aktif berorganisasi.
Ia bahkan disebut sebagai salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa untuk menentang Orde Lama dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Lulus SMA pada 1967, Luhut bergabung dengan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Selama menempuh pendidikan militer tersebut, ia tergolong sebagai kadet yang brilian. Terbukti pada 1970 meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada 1970, yang mengantarkannya mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.
Karir Militer Luhut Binsar Pandjaitan
Profil Luhut Binsar Pandjaitan di bidang militer dipenuhi catatan prestasi yang tak bisa diremehkan. Selepas pendidikan dari Akademi Militer, ia mengawali karier militernya dengan pangkat letnan dua, dan mengabdi di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).
Karir militernya lebih banyak dihabiskan di Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha, yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Di kalangan militer, Luhut dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81, yang kini menjadi Detasemen Penaggulangan Teror 81 Kopassandha.
Sebelum mendirikan Detasemen 81, Luhut bertugas sebagai Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha. Kemudian, ia ditugaskan sebagai Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha pada 1973.
Ia juga pernah ditugaskan dalam Kontingen Garuda, yakni pasukan TNI yang ditugaskan menjaga perdamaian di negara lain oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Dalam Kontingen Garuda, Luhut merupakan Komandan Kompi A KONGA VI, yang bertugas wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir. Di Mesir, Luhut bertugas sejak Desember 1973 hingga Oktober 1974.
Di periode itu, ia juga bertugas sebagai Ajudan Pribadi Brigadir Jenderal TNI Yogi S. Memed, yang merupakan Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez KONGA VI.
Setelah mendirikan Detasemen 81, berikut ini beberapa jabatan yang diemban Luhut Binsar Pandjaitan dalam TNI-AD.
- Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis
- Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus Kopassus
- Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus
- Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus
- Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur
- Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri
- Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD
- Komandan Pendidikan dan Latihan TNI-AD
Selama berkarir di bidang kemiliteran, pangkat terakhir Luhut Binsar Pandjaitan, adalah Jenderal bintang empat.
Dipercaya Menjadi Duta Besar, Karir di Bidang Pemerintahan Terus Melesat
Di bidang pemerintahan dan politik, profil Luhut Binsar Pandjaitan juga secemerlang karir militernya. Karirnya di bidang pemerintahan dimulai dari saat ia menjadi Duta Besar, pada 1999 silam. Ia menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura pada 1999 hingga 2000.
Saat itu, Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie mengangkatnya karena ia menilai Luhut piawai dalam diplomasi. Ia dipercaya untuk mengatasi hubungan antar negara yang sempat kurang harmonis.
Penilaian Presiden Habibie tersebut tidak salah. Sebab, hanya dalam tiga bulan menjabat sebagai Duta Besar, Luhut mampu mengembalikan hubungan kedua negara seperti semula dan menjadi baik.
Karirnya di pemerintah kemudian terus melesat. Pada periode pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur, Luhut diberi amanat untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Kabinet Persatuan Nasional pada 2000 hingga 2001.
Walaupun periode jabatannya tergolong singkat, seperti halnya masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, tetapi ia mampu bekerja dengan baik dalam periode kerja yang singkat tersebut.
Bahkan karena reputasinya yang baik, ia kembali ditawari untuk kembali diangkat menjadi Menteri. Namun, Luhut sempat menolak karena rasa hormartnya terhadap sosok Gus Dur.
Pasca-menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Luhut masuk ke dunia usaha di bidang energi dan pertambangan, dengan mendirikan PT Toba Sejahtera pada 2004.
Berkat reputasinya yang sangat baik, serta kepiawaiannya dalam bidang pemerintahan, Luhut kembali masuk dalam dunia pemerintahan.
Comeback Luhut di bidang pemerintahan, ditandai dengan pengangkatan dirinya sebagai Kepala Staf Kepresidenan dalam masa pemerintahan pertama Presiden Joko Widodo.
Setelah itu, posisi Luhut semakin kuat dalam pemerintahan. Pada 2015, ia diberikan amanat untuk menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam).
Jabatan ini ia pegang selama kurang lebih setahun, sebelum kemudian ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman.
Pada masa pemerintahan kedua Presiden Joko Widodo, peran Luhut semakin kuat dengan ditambahnya tugas-tugas yang harus diemban kementerian yang dipimpinnya, yakni soal investasi.
Sejak 2019, Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam Kabinet Indonesia Maju.
Selain menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut juga dipercaya memimpin beberapa tugas penting dalam pemerintahan.
Tugas-tugas yang dimaksud, antara lain:
- Ketua Tim Nasional Peningkatan Penggunaan Produk dalam Negeri
- Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional
- Ketua Dewan Pengarah Penyelamatan 15 Danau Prioritas Nasional
- Ketua Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia
- Ketua Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung
- Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional
- Koordinator PPKM Wilayah Jawa-Bali
Harta Kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan
Berkaitan dengan profil Luhut Binsar Pandjaitan, tentu menarik jika turut membahas harta kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut rincian kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 2019.
1. Tanah dan Bangunan
Total harta kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan yang berupa tanah dan bangunan, dilaporkan mencapai Rp 176.994.583.270. Berikut ini perincian mengenai harta tanah dan bangunan yang dimiliknya.
- Tanah Seluas 12.012 m2 di Bogor, hasil sendiri Rp 1.537.536.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 3.396 m2/150 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri Rp 9.000.000.000
- Tanah Seluas 59 m2 di Badung, hasil sendiri Rp 81.300.000
- Tanah Seluas 2.300 m2 di Badung, hasil sendiri Rp20.924.456.863
- Tanah dan Bangunan Seluas 798 m2/400 m2 di Kota Jakarta Pusat, warisan Rp 19.444.068.407
- Tanah dan Bangunan Seluas 1.188 m2/230 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri Rp 4.141.590.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 1.998 m2/1.411 m2 di Kota Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp 100.721.310.000
- Tanah Seluas 400 m2 di Malang, Hibah Tanpa Akta Rp 97.200.000
- Tanah Seluas 2.730 m2 di Kota Jakarta Selatan, hasil sendiri Rp 5.893.800.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 2.704 m2/390 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri Rp 9.240.400.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 3.376 m2/823 m2 di Tapanuli Utara, hasil sendiri Rp 391.547.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 22.210 m2/2.315 m2 di Tapanuli Utara, hasil sendiri Rp 2.420.060.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 2.679 m2/2.155 m2 di Toba Samosir, hasil sendiri Rp 1.845.898.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 825 m2/450 m2 di Toba Samosir, hasil sendiri Rp 392.625.000
- Tanah dan Bangunan Seluas 6.869 m2/823 m2 di Toba Samosir, hasil sendiri Rp 862.792.000
2. Alat Transportasi dan Mesin
Selain tanah dan bangunan, harta kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan juga ada yang berupa alat transportasi dan mesin, dengan total nilai Rp 3.467.450.000.
3. Harta Bergerak Lainnya
Kemudian, Luhut Binsar Pandjaitan juga dilaporkan memiliki total nilai harta bergerak lainnya, sebesar Rp 1.690.194.000.
4. Surat Berharga
Selain tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, serta harta bergerak lainnya, Luhut Binsar Pandjaitan juga dilaporkan memiliki surat berharga, dengan total nilai sebesar Rp 70.654.054.250.
5. Kas dan Setara Kas
Terkait dengan kas dan setara kas, total kekayaan Luhut Binsar Pandjaitan dilaporkan sebesar Rp 212.065.122.735.
Selain kelima harta kekayaan yang telah disebutkan, ia juga memiliki kekayaan yang dikategorikan sebagai harta lainnya, dengan total nilai Rp 212.569.101.455. Secara keseluruhan, berdasarkan LHKPN-KPK, Luhut memiliki total kekayaan sebesar Rp 677.440.505.710.
Demikianlah profil Luhut Binsar Pandjaitan, mulai dari karirnya di bidang militer, kemudian di bidang politik dan pemerintahan, serta harta kekayaan yang dimilikinya.