Profil Luhut Binsar Pandjaitan Lengkap dengan Harta Kekayaannya

Annisa Fianni Sisma
23 September 2022, 18:32
profil Luhut Binsar Pandjaitan
Instagram.com/luhut.pandjaitan
Ilustrasi, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baru-baru ini pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tengah viral. Apa lagi kalau bukan pernyataan soal jika bukan orang Jawa jangan memaksakan diri jadi calon presiden di Indonesia.

Pernyataan ini ia ungkapkan kala berbincang dengan Rocky Gerung. Video perbincangan Rocky Gerung dan Luhut berjudul Menatap Indonesia Pasca 2024 itu diunggah di kanal YouTube RGTV Channel ID, pada Rabu (21/9).

Sosok Luhut Binsar Pandjaitan memang kerap muncul ke publik dan memberikan sejumlah pernyataan, baik terkait dengan suatu peristiwa, maupun kebijakan yang diambil pemerintah.

Untuk mengenal lebih dekat dengan sosok penting dalam pemerintahan ini, simak ulasan berikut mengenai profil Luhut Binsar Pandjaitan.

Masa Kecil dan Pendidikan

Luhut Binsar Pandjaitan merupakan seorang Jenderal Tentara Negara Indonesia yang lahir di Hutanamora, Silaen, Toba Samosir, Sumatera Utara, pada 28 September 1947.

Ia menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di SMAK 1 Penabur Bandung. Sejak SMA Luhut tergolong sosok yang aktif berorganisasi.

Ia bahkan disebut sebagai salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa untuk menentang Orde Lama dan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Lulus SMA pada 1967, Luhut bergabung dengan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Selama menempuh pendidikan militer tersebut, ia tergolong sebagai kadet yang brilian. Terbukti pada 1970 meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada 1970, yang mengantarkannya mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Karir Militer Luhut Binsar Pandjaitan

Profil Luhut Binsar Pandjaitan di bidang militer dipenuhi catatan prestasi yang tak bisa diremehkan. Selepas pendidikan dari Akademi Militer, ia mengawali karier militernya dengan pangkat letnan dua, dan mengabdi di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD).

Karir militernya lebih banyak dihabiskan di Komando Pasukan Sandi Yudha atau Kopassandha, yang kini bernama Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Di kalangan militer, Luhut dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81, yang kini menjadi Detasemen Penaggulangan Teror 81 Kopassandha.

Sebelum mendirikan Detasemen 81, Luhut bertugas sebagai Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha. Kemudian, ia ditugaskan sebagai Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha pada 1973.

Ia juga pernah ditugaskan dalam Kontingen Garuda, yakni pasukan TNI yang ditugaskan menjaga perdamaian di negara lain oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam Kontingen Garuda, Luhut merupakan Komandan Kompi A KONGA VI, yang bertugas wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir. Di Mesir, Luhut bertugas sejak Desember 1973 hingga Oktober 1974.

Di periode itu, ia juga bertugas sebagai Ajudan Pribadi Brigadir Jenderal TNI Yogi S. Memed, yang merupakan Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez KONGA VI.

Setelah mendirikan Detasemen 81, berikut ini beberapa jabatan yang diemban Luhut Binsar Pandjaitan dalam TNI-AD.

  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis
  • Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus Kopassus
  • Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus
  • Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus
  • Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur
  • Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri
  • Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD
  • Komandan Pendidikan dan Latihan TNI-AD

Selama berkarir di bidang kemiliteran, pangkat terakhir Luhut Binsar Pandjaitan, adalah Jenderal bintang empat.

Dipercaya Menjadi Duta Besar, Karir di Bidang Pemerintahan Terus Melesat

Di bidang pemerintahan dan politik, profil Luhut Binsar Pandjaitan juga secemerlang karir militernya. Karirnya di bidang pemerintahan dimulai dari saat ia menjadi Duta Besar, pada 1999 silam. Ia menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura pada 1999 hingga 2000.

Saat itu, Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie mengangkatnya karena ia menilai Luhut piawai dalam diplomasi. Ia dipercaya untuk mengatasi hubungan antar negara yang sempat kurang harmonis.

Penilaian Presiden Habibie tersebut tidak salah. Sebab, hanya dalam tiga bulan menjabat sebagai Duta Besar, Luhut mampu mengembalikan hubungan kedua negara seperti semula dan menjadi baik.

Karirnya di pemerintah kemudian terus melesat. Pada periode pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur, Luhut diberi amanat untuk menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan di Kabinet Persatuan Nasional pada 2000 hingga 2001.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...