Mengenali Penyakit Kutu Air, Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya
Kutu air adalah infeksi jamur pada kaki. Penyakit ini juga dikenal sebagai tine pedis atau athlete’s foot dalam dunia kesehatan. Infeksi jamur ini biasanya bermula dari sela jari kaki kemudian menyebar ke semua area kaki. Kondisi ini dapat terjadi pada semua golongan usia.
Dilansir dari laman Alodokter.com, kutu air rentan menyerang kaki yang sering basah atau lembap akibat berkeringat atau memakai sepatu ketat. Meski dapat diobati dengan obat anti jamur, kondisi ini dapat kambuh kembali jika faktor pemicunya, seperti kaki yang sering lembap dan basah, tidak diatasi.
Kutu air dapat muncul sebagai salah satu atau kombinasi dari empat bentuk klinis berikut:
- Hiperkeratosis kronis, jenis kutu air yang disebabkan oleh infeksi jamur bernama Trichophyton rubrum yang ditandai dengan pola lesi yang khas dan menyebabkan munculnya sisik dan penebalan telapak kaki.
- Intertriginosa kronis, jenis ini ditandai dengan terbentuknya sisik, eritema dan erosi kulit.
- Ulseratif akut, paling sering disebabkan oleh T. mentagrophytes var. Interdigitale. Jenis kutu air ini biasanya ditandai dengan munculnya lepuhan berisi cairan di ruang antar jari kaki.
- Vesikobulosa, kutu air yang menyebabkan munculnya kantung berongga (bula) pada lapisan kulit di area telapak kaki.
Penyebab Kutu Air
Kutu air paling sering disebabkan oleh infeksi jamur dari kelompok dermatophytes. Infeksi kelompok jamur ini juga bisa menyebabkan tinea cruris dan kurap.
Jenis jamur dari kelompok dermatophytes yang bisa menyebabkan tinea pedis, yaitu Tricophyton Rubrum, Tricophyton Interdigitale, dan Epidermophyton Floccosum. Kutu air merupakan penyakit menular.
Penularan kutu air bisa terjadi melalui kontak langsung dengan penderita kutu air, atau dengan benda yang terkontaminasi jamur, seperti handuk, lantai, sepatu, atau pakaian. Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami kutu air, antara lain:
- Berbagi benda pribadi, seperti handuk, kaus kaki, atau sepatu.
- Berkunjung ke area publik tanpa alas kaki.
- Sering memakai alas kaki tertutup.
- Kaki sering berkeringat dan tidak segera dikeringkan.
- Menggunakan sepatu yang ketat dan tebal.
- Terdapat luka pada jari atau kuku jari kaki.
- Tidak menjaga kebersihan kaki, seperti jarang mencuci kaki setelah beraktivitas dan menggunakan ulang kaus kaki yang belum dicuci.
Kutu air bisa menyerang semua golongan usia maupun jenis kelamin. Namun, penyakit kulit kaki ini lebih mudah dialami oleh orang dengan kondisi sistem imun (sistem kekebalan tubuh) yang lemah, seperti penderita diabetes atau HIV/AIDS.
Gejala dan Komplikasi Kutu Air
Gejala kutu air umumnya berkembang mulai dari sela jari kaki dan menyebar ke area kulit kaki lainnya, seperti kuku, telapak, punggung, dan sisi samping kaki. Infeksi jamur ini juga bisa menyebar ke area di sekitar kaki hingga ke kulit selangkangan.
Kutu air ditandai dengan munculnya ruam kemerahan yang bersisik dan disertai gatal di kulit kaki. Gatal akan bertambah parah ketika penderitanya melepas kaus kaki atau sepatu. Pada beberapa kasus, kutu air juga bisa menimbulkan bau kaki, luka di kaki, atau kulit kaki yang terlihat melepuh.
Selain itu, kutu air juga bisa menyebabkan munculnya keluhan berupa:
- Kulit kaki terasa terbakar
- Kulit kaki kering
- Kulit kaki pecah-pecah
- Kulit kaki terkelupas
- Kulit di antara jari dan telapak kaki yang berwarna kemerahan
Infeksi jamur pada tinea pedis juga bisa menyebar ke kuku dan menyebabkan terjadinya jamur kuku atau onikomikosis. Infeksi jamur pada kuku ditandai dengan kuku yang rapuh, tampak pucat, berubah warna, atau menebal dengan permukaan yang tidak rata.
Infeksi kutu air bisa menyebar ke bagian tubuh yang hangat dan lembab lainnya. Biasanya infeksi menyebar dari kaki ke selangkangan, karena jamur dapat menyebar di tangan atau handuk. Kaki atlet terkadang juga bisa menyebabkan infeksi bakteri.
Cara Mencegah Kutu Air
Meski pada akhirnya kutu air dapat diatasi, penyakit ini tetap berpotensi muncul kembali apabila tidak melakukan upaya pencegahan dan menerapkan kebiasaan hidup bersih. Oleh karena itu, untuk menghindari kutu air yang datang kembali, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu:
- Bersihkan kaki secara rutin, jika diperlukan rawat kaki dengan produk yang dapat mencegah infeksi jamur.
- Gunakan alas kaki jika hendak ke sarana publik seperti pemandian umum.
- Gunakan kaus kaki dengan bahan yang dapat menyerap keringat.
- Gunakan kaus kaki yang bersih dan hindari penggunaan ulang tanpa mencucinya terlebih dahulu.
- Gunakan sepatu yang ringan dan dengan saluran udara yang baik.
- Hindari berbagi pakai barang pribadi, seperti handuk dan sepatu.
- Hindari sepatu dengan bahan sintetis seperti vinil atau karet, karena cenderung lembab dan tidak menyerap keringat.
- Upayakan kaki agar selalu kering dan tidak lembap karena keringat.
- Rutin mencuci sepatu dan gunakan setelah kering seluruhnya.
Pengobatan Penyakit Kutu Air
Penanganan kutu air dapat dengan pemberian krim antijamur yang dijual bebas di pasaran, seperti Miconazole, econazole atau Clotrimazole. Pengobatan dengan krim antijamur ini dapat berlangsung selama 2-4 minggu.
Jika gejala tidak membaik, umumnya dokter akan memberikan krim antijamur lain yang tidak dijual bebas, seperti terbinafine, tolnaftate, atau itraconazole atau obat antijamur oral berbentuk tablet. Tea tree oil juga dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan kutu air, dengan berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakannya.
Dokter juga dapat menganjurkan pengidap untuk merendam kaki dengan air garam atau cuka yang telah diencerkan, agar lepuhan kulit cepat mengering.
Jika terdapat perubahan pada kulit di kaki, yang disertai dengan rasa gatal dan sensasi panas seperti terbakar, ada baiknya untuk segera memeriksakan diri ke dokter spesialis kulit untuk mendapatkan pemeriksaan serta penanganan lebih lanjut.