Mengenal Penyakit Biduran, Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Tifani
Oleh Tifani
20 Oktober 2022, 12:23
biduran
Katadata
Ilustrasi, biduran.

Biduran adalah penyakit yang berupa reaksi alergi di kulit yang ditandai dengan munculnya bentol berwarna kemerahan dan disertai rasa gatal. Biduran bisa muncul di area kulit manapun, termasuk wajah, leher, telinga, hingga seluruh tubuh.

Dilansir dari laman alodokter.com, umumnya biduran tergolong ringan dan sembuh dengan sendirinya setelah beberapa jam atau setelah mengonsumsi obat-obatan. Namun, pada beberapa kasus, biduran dapat berlangsung selama beberapa minggu, menyerang bagian vital, bahkan sering terjadi berulang.

Kondisi ini dapat disebut sebagai biduran kronis. Pada tingkat kronis rasa gatal dan ruam muncul hampir diseluruh bagian tubuh, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari.

Gejala Biduran

Biduran terlihat sebagai bercak, ruam, dan bentol yang terasa gatal. Gejala biduran biasanya muncul secara tiba-tiba kemudian memudar dengan sendirinya dalam waktu 24 jam.

Biduran umumnya tidak memerlukan pengobatan khusus. Jika gatal yang rasakan masih tergolong ringan, dapat mengurangi gejala biduran dengan melakukan beberapa perawatan di rumah.

Namun, pertolongan medis sangat diperlukan jika biduran disertai oleh beberapa gejala berikut ini:

  • Bengkak di area mata atau mulut
  • Bengkak pada tangan, kaki, atau tenggorokan
  • Sesak napas
  • Biduran terasa nyeri dan hangat

Gejala-gejala tersebut menandakan reaksi alergi yang parah dan memerlukan penanganan medis segera.

Penyebab Biduran

Penyebab biduran pada umumnya adalah reaksi alergi terhadap beberapa pemicu, seperti bulu hewan, serbuk sari, atau pakaian berbahan lateks. Biduran juga bisa disebabkan oleh infeksi patogen (virus, bakteri, dan jamur), diabetes, bahkan setres.

Dilansir dari lama hellosehat.com, ada juga beberapa faktor yang dapat memicu alergi hingga muncul biduran, berikut diantaranya.

1. Alergi Makanan

Salah satu penyebab biduran paling umum adalah alergi makanan karena reaksi sistem kekebalan yang terjadi segera setelah makan makanan tertentu. Pada beberapa orang, alergi makanan dapat menyebabkan gejala yang parah atau bahkan reaksi yang mengancam jiwa yang dikenal sebagai syok anafilaksis.

Kacang, cokelat, atau seafood termasuk makanan penyebab biduran yang paling umum. Selain itu, biduran dapat dipicu oleh bahan makanan tambahan, seperti pewarna buatan dan pengawet.

Jika memiliki riwayat alergi makanan, sebaiknya hindari makanan pemicu alergi atau alergen. Bila sudah terlanjur terkena biduran, segera konsultasikan pada dokter untuk mendapatkan resep obat anti alergi.

2. Udara Dingin

Munculnya bentol-bentol atau biduran juga bisa disebabkan oleh paparan udara dingin. Kondisi ini disebut dengan urtikaria dingin.

Menurut American Academy of Dermatology Association, urtikaria dingin muncul setelah kulit terpapar penurunan suhu udara atau air dingin secara tiba-tiba. Kondisi lembab dan berangin juga dapat memunculkan biduran di kulit.

Urtikaria dingin paling sering terjadi pada orang dewasa. Pengobatan biduran karena udara dingin biasanya minum antihistamin dan menghindari udara atau air dingin yang menjadi penyebab masalah kulit ini. Udara dingin ini lah terkadang menyebabkab biduran muncul pada malam hari.

3. Autoimun

Penelitian The Indian journal of medical research (2019) mencatat bahwa hampir 45 persen pasien dengan biduran kronis memiliki gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan tubuhnya sendiri.

Penyakit tiroid merupakan salah satu penyakit autoimun yang paling sering menyebabkan biduran. Penyakit autoimun lain yang bisa menjadi penyebab biduran adalah lupus, radang sendi, dan penyakit celiac. Pengobatan biduran karena gangguan autoimun ini biasanya menggunakan antihistamin.

4. Keringat

Keringat pada dasarnya tidak menyebabkan gatal-gatal. Namun, tubuh yang berkeringat menandakan tubuh sedang mengalami kenaikan suhu.

Bagi beberapa orang, kenaikan suhu tubuh, baik karena olahraga maupun mandi air panas, dapat menjadi penyebab biduran atau gatal-gatal. Sebuah riset yang diterbitkan dalam Clinical autonomic research (2018) menyebutkan bahwa​​ tubuh memproduksi asetilkolin, yaitu bahan kimia yang menghambat pemecahan sel.

Asetilkolin memang bertugas merangsang produksi keringat pada saraf simpatik. Namun, zat ini dapat mengganggu perkembangan sel-sel kulit sehingga kulit menjadi iritasi dan memicu ruam pada kulit.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...