Mengenal 4 Tokoh Sumpah Pemuda Perempuan
Perjalanan menuju sebuah negara merdeka, Indonesia melewati serangkaian peristiwa yang mana akan terus diperingati. Salah satunya, adalah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Tidak hanya melibatkan tokoh laki-laki, kebangkitan pemuda tidak terlepas dari tokoh sumpah pemuda perempuan.
Sebagai bukti keterlibatan perempuan di dalamnya, ikrar sumpah pemuda pun diawali dengan “Kami Putra dan Putri Indonesia...”. Sayangnya, dari beragam dokumentasi sejarah, para tokoh perempuan yang terlibat dalam gerakan kepemudaan, serta gerakan Sumpah Pemuda jarang disorot.
Berikut ini ulasan mengenai para tokoh perempuan yang terlibat dalam sumpah pemuda, yang perlu diketahui.
Tokoh Sumpah Pemuda Perempuan
Ikrar sumpah pemuda 28 Oktober 1928 merupakan momen di mana pemuda-pemudi Indonesia berkumpul dan mengikrarkan sebuah sumpah yang lahir dari Kongres Sumpah Pemuda ll. Adapun berikut tokoh perempuan yang ikut terlibat di dalamnya:
1. Poernomowoelan
Poernomowoelan merupakan tokoh sumpah pemuda perempuan yang berprofesi sebagai guru dan perwakilan pemuda Taman Siswa. Perannya dalam peristiwa sumpah pemuda ialah sebagai pembicara pertama di Kongres Pemuda ll.
Terkenal sebagai tokoh yang bergerak dalam bidang pendidikan, di sana beliau berpidato soal mencerdaskan bangsa yang harus disertai pendidikan tata tertib dan disiplin. Tidak hanya itu, beliau juga mengimbau bahwa anak harus mendapat pendidikan yang baik di sekolah maupun rumah.
2. Emma Poeradiredja
Tokoh perempuan selanjutnya ialah Emma Poeradiredja. Ia menempuh pendidikan di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, dan aktif dalam beragam organisasi perjuangan kemerdekaan Indonesia dan kesetaraan perempuan. Kontribusinya di dalam bidang tersebut, membangkitkan kekuatan pemuda-pemudi Indonesia.
Dalam perjalanannya sebagai tokoh perempuan, ia pernah menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung dan anggota DPR/MPR Indonesia. Dalam Kongres Pemuda ll, ia menjabat sebagai Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond dan memberikan pidato terkait peran para perempuan dalam pergerakan.
3. Siti Soendari
Latar belakang Siti Soendari ialah seorang sarjana hukum dengan gelar Meester in de Rechten dari Universitas Leiden, Belanda tahun 1934. Mengenyam pendidikan tinggi di masa itu tentunya bukan suatu hal yang mudah.
Keterlibatannya dalam Kongres Pemuda ll, adalah berpidato soal menanamkan rasa cinta tanah air pada laki-laki dan perempuan sejak kecil. Ketika itu, ia berpidato menggunakan bahasa Belanda sehingga diterjemahkan oleh Muhammad Yamin.
4. Saridjah Niung
Selain ketiga tokoh di atas, ada satu tokoh sumpah pemuda perempuan yang kerap luput dari perhatian, yakni Saridjah Niung, atau lebih dikenal dengan sebutan Ibu Soed.
Memang, dibandingkan ketiga tokoh perempuan yang telah disebutkan sebelumnya, Ibu Soed bukanlah sosok yang aktif dalam pergerakan politik dan kepemudaan.
Namun, sumbang-asihnya terhadap upaya memperkenalkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan tidak bisa diremehkan. Ia orang pertama yang menciptakan lagu untuk anak-anak dalam bahasa Indonesia. Berkat Ibu Soed, anak-anak kecil pada masa itu mengetahui bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Selain itu, Ibu Soed lah yang mengalunkan biola mengiringi WR Supratman mengumandangkan lagu Indonesia Raya dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Sumpah Pemuda
Selain mengetahui tokoh Sumpah Pemuda perempuan, kita semua juga perlu mengetahui beberapa nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda. Dilansir dari ruangguru.com, berikut nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda, di antaranya:
1. Cinta Tanah Air dan Bangsa
Mencintai tanah air dan bangsa jadi poin terpenting dalam sumpah pemuda. Hal ini tercantum dalam ikrar Sumpah Pemuda yang menyatakan bahwa berjanji akan satu tanah, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia.
2. Sikap Patriotisme
Nilai sumpah pemuda tidak terlepas dari patriotisme yaitu rela berkorban. Dalam hal ini, para pemuda-pemudi Indonesia rela mengorbankan apapun termasuk darah dan nyawa. Sikap inilah yang menguatkan rasa persatuan dan kesatuan yang harus terus ditumbuhkan.
3. Persatuan
Sumpah Pemuda diikuti oleh seluruh pemuda-pemudi dari beragam latar belakang dan penjuru Indonesia. Meski berbeda suku, ras, golongan dan agama, perbedaan itu akan melebur menjadi satu atas nama persatuan sehingga perbedaan tidak lagi jadi penghalang untuk mencapai cita-cita.
4. Menerima dan Menghargai Perbedaan
Sejak dulu, bangsa Indonesia dikenal sebagai sebuah bangsa yang memiliki beragam perbedaan. Meski berasal dari latar belakang berbeda, kemajemukan tetap dijungjung tinggi dengan adanya sikap saling menghormati dan menerima perbedaan. Inilah yang dijadikan sebagai jati diri bangsa Indonesia.
5. Mengutamakan Kepentingan Bangsa
Tujuan Sumpah Pemuda sendiri, adalah mencapai cita-cita bersama yaitu bangsa bebas dan merdeka. Karena itu, nilai yang harus dimiliki ialah mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan bangsa.
6. Gotong Royong
Indonesia dikenal sebagai sebuah bangsa yang memiliki nilai gotong royong yang sudah tertanam tinggi. Semangat gotong royong sudah tertanam sejak dulu dan ditanamkan untuk mencapai kepentingan umum dalam berbangsa dan negara. Mereka bekerja bersama agar tugas cepat terselesaikan.
7. Nilai Persaudaraan
Nilai persaudaraan juga terdapat dalam ikrar Sumpah Pemuda dengan berlandaskan pada semangat kekeluargaan yang terjalin secara erat di antara para pemuda-pemudi Indonesia. Nilai persaudaraan terimplementasi dalam sikap saling menyayangi dan tanggung jawab satu sama lain.
Ikrar sumpah pemuda tidak terlepas dari keterlibatan tokoh sumpah pemuda perempuan. Hal ini tercantum dalam ikrar sumpah pemuda alinea pertama “Kami Putra dan Putri Indonesia…”. Nah tidak hanya mengenal tokohnya, kamu juga perlu menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ikrar sumpah pemuda di kehidupan sehari-hari.