10 Ragam Puisi Bela Negara Karya Penyair Indonesia
Ada beragam cara yang dapat dilakukan untuk membakar semangkat bela negara, salah satunya adalah melalui puisi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik, dan bait.
Keindahan puisi yang ditulis dengan sepenuh hati mampu membuat pembaca larut dalam maknanya. Puisi dengan tema bela negara biasanya mengandung unsur nasionalisme dan cinta tanah air.
Ragam Puisi Bela Negara
Puisi bela negara bertujuan untuk membangkitkan semangat para pembaca agar tetap mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia. Berikut contoh puisi bela negara, yang dikutp dari buku Antalogi Puisi Kemerdekaan (2021) oleh Komunitas Muda Bersejarah.
1. Bela Negara
Oleh Dilla Hardina Agustiani
Kobar semangat terus membara
Menyulut asa tuk bela negara
Berkorban jiwa serta raga
Usir penjajah dari tanah air kita
Ratusan nyawa pahlawan telah melayang
Mereka dengan gagah berani berperang
Menebas ketidakadilan walau penuh rintang
Agar tak ada lagi rakyat yang terkekang
17 Agustus kita telah merdeka
Perjuangan para pahlawan tak sia-sia
Terluka parah bahkan hilang nyawa pun rela
Demi melihat generasinya hidup damai sentosa
2. Di Bawah Kibaran Merah Putih Aku Tersimpuh
Oleh M. Taufiq
Di bawah kibaran merah putih
bayangnya berdansa dengan pasir yang kupijak
menekuk, meliuk, menggelora
Aku tersimpuh
di bawah naungan merah putih
yang enggan turun, enggan layu
setelah lama badai menghujamnya
Mencari pijakan, aku harus bangkit
menepis debu yang menggelayutiku
menebalkan lagi tapak kakiku
ini waktuku berdiri!
Tak lagi aku lengah, takkan
ini tanah bukan tanah tanpa darah
ia terhampar bukan tanpa tangis
terserak cecer tiap partikel mesiu di sana
Jika pada patahan waktu yang lalu
aku bersembunyi, berkarung
pada lipatan detik ini, aku bukanlah kemarin
aku adalah detik ini, aku akan menjadi esok
Aku terhuyung
memegang erat tiang merah putih
aku memanjat asa, memupuk tekad
Indonesia, pegang genggam beraniku!
3. Apa Kata Bung Hatta
Oleh Hati Nurahayu
Banyak kata untuk negeri
Terjujur dari jiwa yang murni
Indonesia ada selalu di hati
Terucap pesan yang terpatri
Persatuan satu harus miliki
Jangan pudar karena dari para pembenci
Memecah belah negeri
Karena ingin kita dikuliti
Jatuh bangunnya negeri
Ingatlah selalu tertanam di diri
Bersatu padu selalu ada di jiwa kami
Penjajah pemecah belah takut kekuatan ini
4. Tanyaku Sederhana
Oleh Muhammad Sifak Almurtadho
Aku adalah seribu tahun lalu
Mencoba melawan semua kalah dan luka untuk kubawa pergi
Merenggut semua kalimat asa untuk merdeka
Angkasa surya menopang semua deru ombak derita
Ringkus habis semuanya!
Tanpa ada orang yang tersisa
Semua tulisan-tulisan dari penyair terkenal ini
Adalah bukti nyata
Kalau dulu negara ini menelan jutaan jiwa
Sampai merdeka!
Saat ini, negara ini dijajah mati oleh pribumi sendiri
Bukannya benar pertanyaanku?
Sudahi semua pertikaian ini, atau merdeka dua kali?
Ringkus peristiwa!
Kita merdeka karena kita berbeda!
5. Terbanglah Indonesia
Oleh Rayhandi
Terbanglah Indonesia
Terbang ke langit bebas
Gapai bintang hingga jauh melambung
Tunjukkan pada dunia merah putihmu
Terbanglah Indonesia
Takkan ada yang bisa mengikatmu
Juga mengurungmu
Kita bukan jangkrik di dalam kotak
Kita bebas merdeka
Terbanglah indonesia
Terbanglah kemana kau ingin terbang
Lihatlah kemana kau ingin lihat
Cintailah apa yang kau ingini
Kebebasan bersandar di raga kita
Karena kita merdeka
Terbanglah Indonesia
Dunia harus tahu Indonesia bangsa yang hebat
Bangsa yang menghargai perdamaian
Tapi bukan berarti bisa diam jika kebebasan kita di renggut
Takkan kita biarkan hak kita di injak-injak
Terbanglah Indonesia
Di ujung samudera kedamaian kita memuncak
Berdiri di atas gunung
Kita jaga laut kita-kita jaga bumi kita
Takkan kita biarkan Indonesia hancur kembali
Karena Indonesia sudah merdeka di tahun empat lima
6. Prajurit Jaga Malam
Oleh Chairil Anwar.
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu…
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!
7. Zamrud Khatulistiwa
Oleh Nurul Lathifah.
Dimulai dengan langkah satu pasti
Terucap sejuta ikrar dan janji
Dari kami putera puteri bangsa
Bersatu lebur dalam Bhineka Tunggal Ika
Menjunjung tinggi moral, undang-undang, dan Pancasila
Zamrud Khatulistiwa, itulah namamu
Kau ciptakan satu tumpuan jejak para pahlawan
Kau agunkan satu kemerdekaan dan perdamaian
Di bawah naungan sang merah putih
Kibarkan kearifanmu wahai zamrud khatulistiwa
Menyongsong masa depan dengan warna merahmu
Tentramkan naluri dunia dengan warna putihmu
Dalam singgasana langit
Dan perdamaian bumi pertiwi
Terpangku sejuta napas terakhir
Sebagai pesan para pahlawan
"Tetaplah setia kepada Indonesia"
Abadikan cintanya dalam ruang gelap gulita
Demi misi satu Indonesia merdeka
Tercipta dalam lingkup realita
Bahwa sang merah putih, telah kembali bangkit
bahwa sang zamrud khatulistiwa
Masih menjadi paru-paru dunia
Rekam senyum anak Indonesia
harumkan nama bangsa di mata dunia
Tunjukkan kepada dunia
Bahwa zamrud khatulistiwa, bukan sekadar nama!
8. Pemuda Pahlawan
Oleh Riky Fernandes.
Gelagat keharuan tercium bagai bangkai kecoa yang mulai hancur.
Waktumu tidak banyak di atas fana.
Rapatkan jari-jemarimu agar sampai menuju menara
Bulatkan tekadmu untuk melawan arus kebencian setiap manusia-manusia itu.
Kukuhkan dua kakimu sampai ke kepala.
Tarik tali pelontar kain merah putihmu.
Usah kau sujud di atas tanah itu.
Tancapkan saja tiang semangatmu setinggi mungkin.
Senyummu kian memanis dengan topi jerami berwarna gelap.
Dan saat itulah kau akan tahu betapa sulitnya hidup.
Dengan hias keringat tanpa peduli hari telah mencapai senja.
9. Harapan Remaja Indonesia
Oleh Mentista Kusumawati.
Tiga setengah abad kita dijajah
Dirundung kegelisahan dan ketakutan
Saat itu jangankan untuk sekolah
Bergerak pun kita tak mampu
Kini saatnya… bangkit
Tuk melanjutkan segala kemerdekaan
yang pernah terukir dulu
Dengan menggali potensi dan budaya
Di dalam negeri ini yang masih terpendam
Demi tanah air kami
Demi Indonesia kami
Mestinya mata kami semakin lelah
Usia kami habis dimakan waktu
Demi negeri kami
Kami rela mati untuknya
Demi bunda tercinta
Kan kami junjung nama harum
Di mana pun kami menginjakkan
Kaki di muka bumi ini
Dan selama itu jantung kami
Putra, Putri bangsa masih berdetak
Darah dalam diri kami masih mengalir
Kami kan tetap sekuat tenaga
Hingga tetes darah penghabisan
10. Kembalikan Indonesia
Oleh Ghita Novita Sari.
Detik ini
Tak pernah melepaskan syair-syair Indonesia
Dari para sang pemuja
Konon, kala Indonesia memancarkan eksotisme
Sudah tak asing keramahan dan kesantunan
tapi tengoklah saat ini
emosi sangat cepat mengebom
Hei… jemari mereka mengusir
paru-paru kami habis membotak
Maafkan kami alam…
Kau selalu tersakiti
Burung-burung menawan, terjamah pelor dari bedilnya
Ikan-ikan mempesona, tergenangi air racun jingga
Pohon-pohon ramah, merata ke bumi.
Kami anak cucu Indonesia
Akan membangun raksasa yang terlelap
Menjaga kesatuan sanak-sanak kami
Menjamin para koruptor membangkai di rumahnya
Menjulangkan pepohonan kembali
Kelak….
Bapak…
Tuntun kami ke ujung tiang tertinggi
Bersama…
Pulangkan Indonesia yang lalu
Sejajarkan Indonesia seperti mereka
Apakah milikku?
Yang tergenggam hanya petuah kecil
Indonesia para penyair
Dan setumpuk rahmat sang pelukis Indonesiaku.