7 Inspirasi Puisi untuk Diri Sendiri

Tifani
Oleh Tifani
2 Desember 2022, 09:39
Puisi untuk Diri Sendiri
pixabay.com/Shakti Shekhawat
Ilustrasi, menyayangi diri sendiri.

Puisi merupakan sebuah kata-kata yang indah dan mampu menyampaikan perasaan bagi penyairnya. Biasanya, puisi diberikan kepada orang lain sebagai tanda sayang, peringatan atau sindiran.

Namun, puisi juga bisa ditujukan untuk diri sendiri. Puisi untuk diri dapat berisi nasihat berupa petunjuk, teguran, dan peringatan kepada diri dan dijadikan sebagai referensi atau alasan agar menjadi lebih baik lagi.

Advertisement

Syair puisi juga dapat menjadi media untuk memberikan sebuah motivasi, terutama untuk diri sendiri. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengakuan dan kejujuran kepada hati agar lebih menghargai diri sendiri.

Mengutip buku Puisi Sunyi untuk Diri Sendiri (2017) karya M. Wahyu Husain, berikut ini contoh karya sastra puisi untuk diri sendiri, sebagai nasihat dan motivasi bagi para pembacanya.

1. Sunyi untuk Diri Sendiri

Jauh sebelum kata-kata

Menciptakan dirinya sendiri

Kesunyian telah lebih dulu merangkai

Tubuh manusia menjadi wujud

Sebelum kalimat-kalimat merangkai

Tubuhnya menjadi narasi yang utuh

Kesunyian telah lebih dulu bermukim

Dalam tubuh adam dan hawa

Jauh setelah manusia tecipta

Kesunyian masih terus tumbuh

Dalam getar-getir kegelisahan

Kesunyian masih terus tumbuh

Menjadi cahaya terang

Yang bersembunyi dibalik pekat malam


2. Kedamaian

Harus ku tunggu datangnya purnama

Ketika ku tanyakan padanya

Wajah ayu bergaun biru

Di matanya dan

Dalam jiwanya

Apa yang kau rindukan?

Dalam kegelapan sulit kubicara,

Katanya. Karena alam lenggang

Menuntunku ke bukit hampa

Tanpa raga

Dan jiwa yang merana

Bukankah kegelapan hati tidak ada?

Dalam jiwa yang merdeka?

Dan peita harapan

Tetap bersinar di alam redup, dalam

Cahaya keabadian


3. Tuhan, Izinkan aku Berontak

Tatkala dunia dalam hiruk pikuk

Tak berdaya yang kian takluk

Kini benar adanya nurani ubah kian bak terpuruk

Kini tepancar antara yang suci yang tak diiringi

Khianat yang semakin teriringi

Seitar yang kian seram

Pikiran tetutup gelap gulitanya malam yang kelam

Tak sanggup aku bayangkan tatlaka gundam

Terkaget dan penuh muram

Pada tiap yang dibenarkan

Rasa lawan selau dihujatkan


4. Aku adalah Aku

Malam ini,

Kutatap lagi cermin usang itu,

Berkaca, tajamkan mata,

Perlahan hati berbisik padanya,

Tentang apa yang kupunya,

Dan yang selalu jadi angan.

Aku adalah aku,

Bukan dia, bukan pula mereka,

Bukan sepercik harap yang menyembah,

Bukan segelintir asa yang tergantung,

Bukan pula angan yang samar.

Aku adalah aku,

Seorang manusia yang sadar,

Akan kurang dan lebih,

Akan keluh dan sukur,

Tentang segala yang terjadi,

Tanpa berontak di hati.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement