5 Rekomendasi Buku Self Healing yang Bisa Bangkitkan Semangat
Membaca buku menjadi salah satu cara untuk mendapatkan informasi. Selain itu, membaca buku juga bisa menjadi sebagai alat hiburan atau sekedar melatih kefokusan.
Demikian juga dengan buku yang memiliki banyak jenis. Mulai dari buku pelajaran yang fokus membahas topik tertentu dari perspektif keilmuan, hingga buku yang sifatnya fiksi sebagai bahan hiburan. Selain itu, ada juga buku yang dapat memberikan pandangan atau arahan mengenai cara untuk memperbaiki diri.
Terkait dengan hal tersebut, berikut ini beberapa rekomendasi buku self healing yang bisa dijadikan bahan bacaan, dilansir dari Gramedia.com. Istilah self healing merujuk kepada memperbaiki diri ke arah yang lebih baik.
1. Effortless: Karena Semua Tak Sesulit Itu
Rekomendasi buku self healing ini ditulis oleh Greg Mckeown, pengarang asal Inggris. Berisi 320 halaman, buku ini dapat menjadi solusi untuk Anda yang merasa lelah fisik dan mental. Tepatnya Anda yang merasa sedang kehabisan energi meski ingin banyak melakukan sesuatu.
Biasanya hal demikian dibarengi dengan rasa jenuh dan segalanya terasa lebih sulit daripada biasanya. Penulis menjelaskan bahwa hal tersebut bisa juga dipengaruhi oleh pola pikir untuk menjadi sukses, kita harus berusaha semakin keras. Secara tidak langsung, hal tersebut dapat memaksa diri agar berpikir dan berupaya hingga melewati batas. Tak heran ketika tubuh dan pikiran kelelahan.
Buku ini menawarkan solusi dan saran yang dapat diterapkan untuk mengerjakan hal dengan lebih mementingkan esensi. Harapannya tidak lain agar Anda mampu mencapai hasil yang diinginkan tanpa kelelahan seperti sebelumnya. Effortless juga menerangkan bahwa mencapai suatu hal tidak selalu sesulit yang dibayangkan.
2. Ada Tapi Tak Lagi Sama
Rekomendasi buku self healing berikutnya adalah Ada Tapi Tak Lagi Sama yang ditulis oleh A. Wildan Hilmi. Terbit pada tahun 2022, buku ini dirampungkan oleh seorang ambivert yang biasa menggantungkan dirinya kepada situasi.
Mengutip dari situs Halodoc, kepribadian ambivert merupakan kondisi di antara introvert dan ekstrovert. Sosoknya digambarkan sebagai pribadi yang kadang kerap bersosialisasi namun juga suka menyendiri. Wildan menuangkan keresahan ke dalam bentuk tulisan tentang apa saja yang sudah dilewati di dalam kehidupan.
Buku ini juga membahas tentang diri yang sebenarnya perlu untuk diapresiasi. Alih-alih hanya melakukan berbagai hal, ternyata apresiasi dapat menjadi bumbu yang mampu menguatkan diri.
Selain itu, tekanan atau beban yang ditanggung juga dapat menjadi tumpukan cerita kelam yang berpengaruh terhadap hidup ke depannya. Maka dari itu, apresiasi dapat menjadi bentuk obat untuk sembuh dari luka lama dan menuju kebahagiaan.
3. I Want To Die But I Want To Eat Tteokbokki
Rekomendasi buku self healing ini merupakan karya Baek Se-hee, penulis asal Korea Selatan. Bisa dikatakan bahwa buku ini cukup populer bahkan direkomendasikan oleh sejumlah idol KPop. Rilis pada tahun 2019, Baek Se-hee banyak mengulas tentang pengalamannya dalam kondisi depresi namun dari sudut pandangnya secara pribadi.
Perlu diketahui bahwa Baek Se-hee pernah mengidap distimia (persistent depressive disorder) dan memiliki gangguan kecemasan kurang lebih dalam kurun waktu 10 tahun. Tak heran ketika dirinya banyak bercerita tentang bagaimana gejolak ketika berhadapan dengan depresi.
Sementara itu, Baek Se-hee juga secara gamblang bahwa ingin mencintai dirinya sendiri. Buku ini berisi tulisan tentang jawaban dari pertanyaan, penilaian, saran, nasihat, hingga evaluasi diri supaya pembaca bisa menerima dan mencintai dirinya sendiri.
Penulis menjelaskan bahwa tidak apa-apa ketika kita merasa berbeda dan tidak baik-baik saja. Maka dari itu, ia juga menyampaikan untuk tidak harus membandingkan diri dengan orang lain. Lantaran kita juga tidak tahu apa yang dialami oleh orang tersebut.
4. Bagaimana Berubah: Sekali untuk Selamanya
Katy Milkman merilis buku ini pada tahun 2022. Bagaimana Berubah membahas tentang upaya seseorang dalam merubah sesuatu di dalam hidupnya. Hal tersebut bisa dipicu dari kegagalan atau hal-hal yang menghalangi kesuksesan.
Milkman mengulas tentang studi kasus dan cerita yang menarik. Buku ini menguak tentang rasa malas yang bersarang dan upaya yang bisa dilakukan apabila ingin menghentikannya. Lantaran rasa malas tidak jarang menjadi hambatan dalam melakukan segala hal.
Diketahui bahwa Milkman merupakan ilmuwan ternama dan seorang profesor di Wharton. Sebelum resmi menerbitkan buku ini, Milkman sudah belajar banyak tentang perilaku individu.
Beberapa tokoh kenamaan memuji buku ini. Di antaranya adalah Charles Duhigg dan Daniel Pink. “Buku ini sangat membantu, sampai-sampai setelah selesai membacanya, kita ingin mengirimkan kartu ucapan terima kasih kepada Katy Milkman,” ungkap Pink.
5. 99+ Wonderful Mind
Dewi Hughes menulis salah satu rekomendasi buku self healing yang diterbitkan pada tahun 2016. Berisi 115, buku ini memuat banyak motivasi yang berasal dari kutipan. Selain itu, juga ada ilustrasi yang mungkin menarik dan bisa menjadi sugesti positif untuk pembaca.
Tidak hanya untuk bahan bacaan, di dalamnya terdapat lembar mewarnai yang bisa dijadikan relaksasi atau penghilang stress. Buku ini mengungkap tentang rahasia yang dapat berperan sebagai sumber kekuatan pikiran. Hal tersebut dapat menjadi dorongan agar Anda lebih mengerti bahwa pikiran mampu mengarahkan hidup bahkan mencapai kebahagiaan.
Kutipan di dalamnya dalam menjadi asupan untuk memelihara pikiran tetap jernih, sehat, dan positif. Penulis juga mengungkapkan bahwa membacanya bisa menghapus kepenatan dan menghilangkan dada yang sesak.
Tak hanya itu, buku ini dilengkapi dengan hipnoterapi melalui gambar dan warna yang dapat menanamkan sugesti positif. Lembarannya dipenuhi warna dan ada sejumlah ilustrasi. Anda dapat mewarnai lembaran berwarna hitam putih sebagai bentuk relaksasi dan mengelola pikiran agar lebih tenang.