Mengenal Kisah dan Keteladanan Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi adalah tanda kekuasaan Allah SWT. Kisah Ashabul Kahfi ini dijelaskan dalam bentuk cerita menarik dan patut direnungkan. Keteladanan Ashabul Kahfi dapat menjadi pembelajaran bagi umat Islam. Keteladanan Ashabul Kahfi terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat 9 sampai 26.
Ashabul Kahfi merupakan kisah sekelompok pemuda yang menghindari kezaliman penguasa demi mempertahankan aqidah mereka dan keleluasaan beribadah kepada Allah Swt.
Kisah tersebut tercantum dalam Al-Qur’an surah ke-18, Allah Swt, surah itu diberi nama Al-Kahfi sesuai dengan nama kelompok pemuda tersebut. Penamaan surah ini menjadi bukti bahwa Ashabul Kahfi mendapat perhatian besar di dalam Al-Qur’an.
Kisah Ashabul Kahfi
Ashabul Kahfi adalah sekelompok anak muda yang beriman kepada Allah SWT. Ketika itu mereka hidup di tengah masyarakat penyembah berhala. Mereka hidup di masa raja yang zalim bernama Raja Diqyanius di kota Aphesus Romawi.
Mengutip dari kemenag.go.id, raja Diqyanius mengetahui kelompok pemuda yang tidak ingin menyembah berhala. Sang raja marah lalu memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan raja. Tetapi, Ashabul Kahfi menolak dengan lantang.
Mereka menolak mengikuti perintah raja. Ashabul Kahfi kemudian meninggalkan kota Aphesus dan memohon perlindungan Allah SWT. Mereka lari ke bukti sampai menemukan sebuah gua untuk tempat persembunyian.
Berdasarkan beberapa riwayat, jumlah pemuda sekitar 7 orang. Atas izin Allah SWT, mereka tertidur selama 309 tahun di dalam gua. Ketika mereka bangun, Ashabul Kahfi sudah melewati masa raja yang berkuasa dan kota Aphesus. Saat itu masyarakat dan raja yang berkuasa beriman kepada Allah SWT.
Para pemuda itu menyadari keanehan dan kekuasaan Allah SWT. Mereka lalu berdoa “Ya Allah, dengan kebenaran yang telah Kau perlihatkan kepada kami tentang keanehan-keanehan yang kami alami sekarang ini, cabutlah kembali nyawa kami tanpa sepengetahuan orang lain!” Kemudian Allah SWT mengabulkan permohonan tersebut dan melenyapkan pintu gua.
Keteladanan Ashabul Kahfi
Dari kisah tersebut terdapat keteladanan Ashabul Kahfi, yaitu sikap istiqamah (teguh pendirian) dan mempertahankan akidah dari ancaman. Mengutip dari suaramuslim.net, berikut keteladanan Ashabul Kahfi yang perlu diketahui.
- Anjuran untuk mencari ilmu. Dalam kisah Ashabul Kahfi mereka saling bertanya tentang keadaan.
- Sesungguhnya siapa saja yang berlindung kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan melindungi dan bersikap lembut padanya, serta menjadikan orang-orang sesat mendapat hidayah (petunjuk)
- Adab kesopanan untuk mereka yang mengalami ketidakjelasan terhadap suatu masalah. Serta mengembalikan kepada yang lebih mengetahui.
- Dianjurkan kepada manusia untuk berhati-hati dan mengasingkan diri dari tempat yang menimbulkan fitnah.
- Dalam kisah ini menceritakan para pemuda yang memilih melarikan diri dan bersembunyi di goa, dan meminta pertolongan pada Allah SWT.
Dilansir dari jabar.nu.or.id, Allah sengaja mengangkat kisah Ashabul Kahfi sebagai kisah teladan dari para pemuda yang memang layak untuk menjadi suri teladan dari generasi ke generasi.
Yang lebih ditekankan dalam kisah Ashabul Kahfi, adalah perlunya mempertahankan iman dalam kondisi apa pun. Iman memiliki peran sangat penting karena dari situlah akan lahir amal-amal saleh dalam kehidupan di dunia ini yang buahnya akan dinikmati terutama di akhirat nanti.
Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa kelak pada hari Kiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada tujuh golongan orang.
Salah satunya adalah golongan pemuda yang menyibukkan dirinya dengan beribadah kepada Allah sebagaimana disebutkan dalam penggalan hadits berikut:
وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّه
Artinya, "Pemuda yang tumbuh dan berkembang dengan beribadah kepada Allah SWT."
Hadits Nabi yang menyatakan bawa ada tujuh golongan orang yang akan mendapat perlindungan dari Allah SWT, yang salah satunya adalah para pemuda yang tumbuh dan berkembang dengan suka beribadah kepada Allah SWT, maka Ashabul Kahfi yang terdiri dari tujuh orang pemuda itu menjadi salah satu contohnya.
Mereka adalah sekelompok pemuda yang tidak menjadikan masa muda sebagai pembenar untuk bermaksiat kepada Allah SWT dengan hidup berfoya-foya, tetapi justru banyak menghabiskan waktunya untuk beribadah kepada Allah SWT.