Menilik Contoh Teks Ceramah tentang Keluarga
Keluarga adalah rumah utama bagi setiap manusia. Gagasan tentang keluarga menarik disampaikan sebagai ceramah. Oleh sebab itu, menarik melihat sederet contoh teks ceramah tentang keluarga.
Keluarga adalah asal mula seluruh ilmu, keputusan, kebiasaan, dan kepribadian seseorang. Orang tua dan anak memiliki kewajiban masing-masing dalam hubungan timbal balik.
Ilmu tentang keluarga dalam agama Islam wajib dipahami setiap muslim. Berkaitan dengan hal itu, berikut penjelasan dan contoh teks ceramah tentang keluarga yang menarik dipahami.
Contoh Teks Ceramah tentang Keluarga
“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Selamat malam bapak, ibu, saudara, saudari, adik-adik yang berbahagia. Alhamdulillah kita diberi kesempatan hadir dalam agenda sholat tarawih pada malam hari ini.
Untuk memanfaatkan waktu dengan baik, hendaknya kita pahami ilmu agama Islam. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan ilmu agama Islam tentang keluarga.
Terdapat gagasan mengenai keluarga yang perlu dipahami. Allah SWT menciptakan manusia berpasang-pasangan untuk mengingat kebesaran Allah SWT. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT sebagai berikut:
وَمِنْ كُلِّ شَيْءٍ خَلَقْنَا زَوْجَيْنِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Artinya, “Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan agar kamu mengingat (kebesaran Allah).” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 49)
Menurut Ibnu katsir dalam tafsir mengenai ayat tersebut yakni hikmah Allah menciptakan setiap makhluk-Nya berpasangan adalah agar mengetahui bahwa setiap manusia memerlukan pasangan. Allah SWT juga berfirman:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Artinya, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (QS. An-Nisa [4]: 1)
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui Allah SWT memerintahkan manusia memelihara hubungan kekeluargaan. Allah SWT juga berjanji bahwa Allah SWT akan menjaga dan mengawasi umat-Nya.
Kata litaskunu ilaha yang berarti agar kalian merasa nyaman artinya kedua jenis manusia ini yang berpasangan akan mewujudkan rasa tentram. Setelah ada sakinah atau rasa nyaman, maka hubungan akan diperkuat dengan mawaddah atau rasa cinta dan rahmah yakni rasa sayang.
Ibnu Katsir menjelaskan mawaddah dan rahmah merupakan unsur penting yang membuat rumah tangga harmonis. Kedua unsur ini akan tercipta karena ikatan pernikahan agama yang sah.
Berikutnya, Rasulullah SAW juga bersabda sebagai berikut:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
Artinya: “Aisyah radhiyallāhu ‘anhā berkata, 'Rasulullah saw bersabda, ‘Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.’” (HR Tirmidzi)
Makna hadis ini adalah Rasulullah SAW memprioritaskan aktivitas seseorang untuk keluarganya. Wanita dan pria yang dididik dari keluarga harmonis maka akan banyak pula anak yang berprestasi dan keluarga yang rukun. Oleh karena itu, keberhasilan membangun kerukunan sangat dipengaruhi sosok yang mampu menciptakan keharmonisan keluarganya sendiri.
Berkaitan dengan hal tersebut, tentu keluarga dibina dengan memilih pasangan yang baik untuk diri sendiri dahulu. Langkah awalnya yakni diri sendiri harus menjadi pribadi yang baik terlebih dahulu untuk mendapatkan orang yang baik. Berikut firman Allah SWT mengenai hal tersebut:
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ
Artinya, “Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula).” (QS. An-Nur [24]: 26)
Dalam berkeluarga, seorang muslim pasti menginginkan kebahagiaan. Oleh sebab itu, agar menjadi pribadi yang baik, maka kerjakanlah kebajikan dan berimanlah. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT yakni sebagai berikut:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS an-Nahl: 97).
Anjuran menikah dan memilih orang yang baik bagi diri sendiri adalah penyempurnaan ibadah. Meski demikian, hal ini tidak dapat dilakukan dengan mudah. Pernikahan harus diniati dengan tepat. Berikut hadist yang memuat penyempurnaan agama tersebut:
إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ نِصْفُ الدِّيْنِ فَلْيَتَّقِ اللهَ فِي النِّصْفِ الْبَاقِي
Artinya: “Jika seorang hamba (Allah Swt.) menikah, berarti telah menyempurnakan separuh agama, maka hendaklah bertakwa kepada Allah Swt. pada separuh sisanya.” (HR Baihaqi).
Demikian penjelasan tentang keluarga dalam agama Islam berupa membina rumah tangga. Semoga Allah SWT memudahkan kita semua memahaminya.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.”
Itulah salah satu contoh teks ceramah tentang keluarga yang menarik dijadikan inspirasi.