Mencermati Cerita Rakyat Lutung Kasarung Beserta Pesan Moralnya
Indonesia memilki banyak cerita rakyat yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu cerita rakyat yang populer adalah Lutung Kasarung yang berasal dari Jawa Barat.
Dalam bahasa Sunda, Lutung Kasarung dapat diartikan sebagai monyet yang tersesat. Lutung sendiri merupakan hewan jenis kera berbulu lebat berwarna hitam legam dengan ekor panjang.
Lantas, seperti apa cerita Lutung Kasarung tersebut? Berikut cerita lengkapnya di bawah ini.
Cerita Rakyat Lutung Kasarung
Pada zaman dahulu kala di bumi Sunda, hiduplah seorang putri cantik bernama Purbasari. Ia adalah anak bungsu dari Prabu Tapa Agung, raja kerajaan pasir batang.
Selain Purbasari, Prabu Tapa Agung juga memiliki enam putri lain. Mereka adalah Purbarangrang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, dan Purbaleuih.
Dari ketujuh anak perempuan itu, Purbasari memang memiliki paras paling menawan. Dia bahkan dikaruniai hati yang baik, lembut, ramah, serta suka menolong. Siapapun yang membutuhkan pertolongannya, Purbasari senang hati membantunya.
Namun sayangnya, sang Kakak Purbararang memiliki sifat yang sebaliknya. Walaupun berparas cantik, Purbararang dikenal memiliki sifat yang kasar, sombong, kejam, iri hati pada siapapun.
Setelah menjabat sebagai raja dalam waktu lama, Prabu Tapa Agung memilih untuk turun tahta. Sang raja tersebut pun memilih Purbasari untuk melanjutkan kepemimpinannya.
Hal ini tentunya sudah dipikirkan secara matang oleh Prabu Tapa Agung. Menurutnya, Purbasari merupakan sosok yang paling pantas menggantikan dirinya.
Putri bungsunya tersebut memiliki sifat baik, bijaksana, dan jujur sehingga pantas dijadikan penerusnya. Sangat berbanding terbalik dengan Purbarangrang, sang anak sulungnya yang tidak ia percaya akan bisa memimpin kerajaan dengan sifat buruknya.
Di hadapan para petinggi kerajaan dan enam putri lainnya, Prabu Tapa Agung pun menyerahkan tahta pada Purbasari. Setelah itu, ia pun keluar dari istana dan memulai hidup baru sebagai pertapa.
Purbararang pun marah karena tidak setuju takhta Kerajaan Pasir Batang diberikan kepada adiknya, bukan untuk dirinya. Selang satu hari sejak penobatan, Purbararang berencana mencelakai Purbasari. Ia menghubungi tunangannya, Indrajaya untuk meminta bantuan nenek sihir.
Nenek sihir yang jahat kemudian memberikan boreh, atau zat berwarna hitam yang dibuat dari tumbuhan kepada Purbararang.
“Semburkan boreh ini kewajah dan seluruh tubuh Purbasari” ujar nenek sihir pada Purbararang.
Purbararang langsung melaksanakan pesan dari si nenek sihir. Boreh tersebut disemburkan ke wajah dan seluruh tubuh Purbasari. Akibatnya diseluruh tubuh Purbasari muncul bercak hitam yang mengerikan.
Dengan kondisi tersebut Purbararang memiliki alasan untuk mengusir Purbasari dari istana dan menghentikannya menjadi ratu.
“Orang yang dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan ini tidak pantas menjadi Ratu kerajaan Pasir Batang. Sudah seharusnya dia diasingkan ke hutan agar penyakitnya tidak menular,” perintah Purbararang.
Kemudian Purbararang mengambil tahta Kerajaan Pasir Batang dan memerintahkan Uwak Batara yang merupakan penasihat istana untuk mengasingkan Purbasari ke hutan.
Purbasari pun hidup sendiri di tengah hutan. Namun, karena kebaikan hati dan untuk menghibur diri, ia selalu bermain dengan hewan-hewan di sekitarnya.
Salah satunya yaitu kera berbulu hitam misterius. Purbasari menamami kera itu Lutung Ksarung.
Cerita Rakyat Lutung Kasarung (ceritarakyatsingkat.com)
Pada suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung pergi ke suatu tempat untuk bersemedi. Ia meminta kepada Tuhan untuk menyembuhkan penyakit Purbasari. Tak disangka, doa tulus Lutung Kasarung dikabulkan.
Tanah di sekitarnya tiba-tiba menjadi sebuah talaga kecil. Airnya jernih dan harum, serta mengandung obat kulit yang ampuh menyembuhkan penyakit apa pun.
Paginya, atas ajakan Lutung Kasarung, Purbasari melihat talaga tersebut. Ia pun menceburkan diri ke dalam telaga itu. Secara ajaib, kulitnya kembali bersih, halus, dan menawan seperti semula.
Sejak itu, Purbasari pun menjadi betah tinggal di hutan bersama Lutung Kasarung. Mereka pun menyukai satu sama lain dan bahagia di sana.
Suatu hari, Purbarang memutuskan melihat kondisi adiknya di hutan. Ia pun kaget karena Purbasari sudah cantik seperti semula.
Dengan sombongnya, ia menyebut seorang ratu harus memiliki suami yang tampan. Kala itu, Purbarang sudah memiliki seorang calon suami.
Purbasari yang bingung secara spontan menarik tangan Lutung Kasarung. "Jadi monyet itu tunanganmu? Mana ada ratu punya suami seekor monyet?" kata Purbarang sembari tertawa lepas.
Pada saat itu juga, Lutung Kasarung bersemedi dan berubah menjadi seorang pangeran yang sangat tampan. Purbarang pun kemudian mengakui kesalahannya dan memohon maaf pada adiknya serta memohon agar tidak dihukum.
Untungnya, Purbasari yang berhati baik memaafkan kakaknya. Setelah itu, mereka semua kembali ke istana dan Purbasari pun kembali menjadi ratu. Kali ini, ia ditemani oleh seorang pangeran tampan.
Pesan Moral dari Lutung Kasarung
Dari cerita rakyat ini, ada beberapa pesan moral yang bisa diambil. Beberapa di antaranya adalah:
- Rasa iri dengki dan keserakahan itu tidaklah baik untuk dipelahara dalam diri. Kelak, kedua sifat tersebut akan membuat kita terjerumus dalam ketidakbahagiaan dan penyesalan
- Jangan suka merendahkan orang lain
- Jadilah jujur dan baik pada siapa pun, maka kelak kita akan menerima banyak bantuan dan kebaikan pula dari sifat tersebut
- Kebaikan dan kebenaran akan menjadi pemenang dan membawa akhir yang indah.