Teori Belajar Behavioristik, Pengertian, Prinsip, dan Contoh Penerapan
Dalam proses pembelajaran, guru berkewajiban untuk mendidik dan membimbing peserta didik di kelas, baik dari segi akademis maupun tingkah laku. Salah satu upaya yang biasa dilakukan guru yaitu dengan membuat aturan di kelas.
Namun ada kalanya peserta didik tidak mematuhi peraturan tersebut sehingga guru memberikan hukuman pada mereka.
Hukuman tersebut merupakan salah satu bentuk penerapan dari teori belajar behavioristik Lantas, apa itu teori belajar behavioristik? Untuk mengetahui hal tersebut, simak ulasan lengkapnya di bawah ini.
Pengertian Teori Belajar Behavioristik
Dikutip dari laman Sampoerna Academy, teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang fokus mengedepankan adanya perubahan perilaku dari peserta didik sebagai hasil dari proses belajar yang dilakukan. Terjadinya perubahan laku ini diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon dimana berorientasi pada perilaku yang lebih baik
Dalam teori ini, semua tingkah laku manusia bisa dilihat dan ditelusuri menggunakan bentuk refleks. Dilihat dari psikologi, teori ini juga dikenal sebagai teori pembelajaran yang didasarkan pada pengkondisian lingkungan.
Prinsip Teori Belajar Behavioristik
Dalam penerapannya, teori belajar ini lebih fokus menekankan pada perubahan perilaku anak didik. Meskipun demikian, penerapan ini juga harus mengacu pada beberapa prinsip dasar, yaitu:
- Prinsip pertama adalah jika seseorang sudah memperlihatkan perubahan perilaku, maka bisa disebut sudah belajar. Artinya kegiatan belajar yang tidak membawa adanya perubahan tidak dianggap mengikuti pembelajaran dalam teori ini.
- Hal yang paling penting diperhatikan dalam teori ini adalah interaksi antara stimulus dan respons, karena memang bisa diamati. Beberapa hal lain selain stimulus dan respons tidak dianggap penting, terlebih jika hal itu tidak bisa diamati.
- Adanya penguatan atau reinforcement, yang merupakan beberapa hal yang dapat memperkuat respons. Adanya penguatan dapat berupa penguatan positif dan negatif, jika kedua hal itu bisa dilihat maka bisa diketahui sampai mana penerapan teori ini berjalan.
Ciri-ciri Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan teori belajar lainnya. Berikut ini beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dari teori belajar behavioristik.
- Sangat mengutamakan pengaruh dari lingkungan yang digunakan belajar oleh anak didik.
- Penganut teori ini memiliki pendapat jika hasil pembelajaran hanya berfokus pada terbentuknya perilaku dari proses.
- Teori behavioristik lebih mementingkan adanya pembentukan dari reaksi maupun adanya suatu respons.
- Dapat dilihat dengan jelas jika teori behavioristik bersifat mekanis, dengan salah satu contohnya seperti meminta maaf usai melakukan salah.
- Anggapan bahwa latihan merupakan hal yang penting, dalam proses pembelajaran dan tak mengherankan jika cara seperti drilling mudah ditemui di kelas
Hukum pada Teori Belajar Behavioristik
Dikutip dari pernyataan Hergenhahn dan Matthew, terdapat empat hukum dalam teori belajar behaviosristik, yaitu sebagai berikut.
1. Hukum Kesiapan
Hukum kesiapan diartikan sebagai kegiatan pembelajaran akan memberikan hasil yang diinginkan dengan catatan jika ada kesiapan, baik kesiapan oleh pendidik maupun peserta didik.
2. Hukum Latihan
Hukum latihan memiliki arti bahwa semakin banyak latihan, semakin besar peluang untuk berhasil. Artinya, kegiatan pembelajaran akan berhasil jika peserta didik dibiasakan untuk latihan secara kontinu dan terukur.
3. Hukum Efek
Hukum efek merupakan efek yang dirasakan oleh peserta didik setelah belajar, aoakah akan bertambah motivasi dalam belajar.
Contohnya, seorang peserta didik mendapatkan hadiah berupa buku paket Matematika karena berhasil mendapatkan nilai sempurna di ujian tulis Matematika. Efek yang dirasakan adalah bangga dan bahagia yang diharapkan bisa memotivasi peserta didik tersebut untuk terus belajar.
4. Hukum Sikap
Hukum sikap berarti sikap yang terbentuk setelah melakukan pembelajaran. Perubahan sikap dipengaruhi oleh hal-hal yang didapatkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
Sama seperti teori belajar lainnya, teori belajar behavioristik juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Berikut informasi lengkapnya di bawah ini.
1. Kelebihan Teori Belajar Behavioristik
- Peserta didik harus dibiasakan agar selalu berlatih dan praktek yang di dalamnya memuat unsur kecepatan, spontanitas, selain itu adanya kelenturan, reflek dan adanya daya tahan.
- Mampu memberi dorongan terhadap peserta didik agar dapat berpikir secara linier dan konvergen.
- Memudahkan peserta didik dalam mencapai suatu target tertentu yang didapat dari pembelajaran.
2. Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
- Memberi batasan kreativitas, produktivitas dan imajinasi yang seharusnya bisa menjadi hak peserta didik.
- Proses pembelajaran hanya berpusat pada guru, sehingga peserta didik dalam hal ini menjadi terkesan pasif.
- Memiliki potensi dapat memunculkan hukuman verbal dan fisik, bisa itu ketika peserta didik melanggar aturan.
- Munculnya kesulitan karena dalam menjelaskan kondisi belajar yang kompleks tentu tidak mudah, selain itu juga hanya mengacu pada stimulus dan respons.
Contoh Penerapan Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik ini termasuk teori belajar yang banyak digunakan di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari beberapa contoh berikut, yaitu:
- Guru menyusun materi atau bahan ajar secara lengkap, mulai materi sederhana sampai kompleks.
- Selama mengajar, guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi.
- Jika guru menjumpai adanya kesalahan, baik pada materi maupun pada peserta didik maka akan segera diperbaiki.
- Guru lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang diinginkan.
- Guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat.
- Guru harus mampu memberikan penguatan (reinforcement), baik dari sisi positif dan negatif.