Tata Cara Sholat Idul Adha dan Bacaan Lengkapnya
Idul Adha merupakan salah satu hari raya umat Islam yang jatuh pada bulan Dzulhijjah menurut penanggalan tahun Hijriyah. Pada 2023, perayaan tersebut jatuh pada hari Kamis, 29 Juni.
Tak jauh berbeda dari Idul Fitri, Idul Adha dirayakan dengan berkumpul bersama keluarga, menyantap makanan, dan menyambung tali silaturahmi. Demikian juga dengan anjurannya.
Satu hal yang membedakan hari raya tersebut yakni penyembelihan hewan qurban saat Idul Adha. Dari ibadah tersebut, Idul Adha juga biasa disebut sebagai Hari Raya Qurban. Sementara di pagi hari, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan sholat Idul Adha atau yang biasa disebut Ied.
Meski bersifat sunnah, ibadah ini tergolong ke dalam sunnah yang sangat dianjurkan. Terkait dengan itu, berikut ini ulasan tentang tata cara sholat Idul Adha lengkap dengan bacaannya.
Tata Cara Sholat Idul Adha
Berikut ini tata cara sholat Idul Adha.
1. Membaca Niat Sholat Idul Adha
Niat untuk imam
Ushalli sunnatan li‘idiladha rakataini imaman lillahi ta’alaa
Artinya: “Aku niat salat sunnah Idul adha dua rakaat sebagai imam karena Allah Swt.”
Niat untuk makmum
Ushalli sunnatan li ‘idiladha rakataini makmuuman lillahi ta’ala
Artinya: “Aku niat salat sunnah Idul adha dua rakaat sebagai makmum karena Allah Swt.”
2. Takbiratul Ihram (Mengangkat takbir)
Takbiratul ihram adalah ucapan pertama dalam salat dan merupakan rukun yang berupa ucapan. Dengan mengucap takbiratul ihram, maka seseorang telah masuk ke dalam rangkaian salat, serta diharamkan melakukan apa pun yang dapat membatalkannya.
3. Membaca doa Iftitah
Doa iftitah 1:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالبَرَدِ
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku sebagaimana pakaian yang putih disucikan dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahanku dengan air, salju, dan air dingin” (HR.Bukhari 2/182, Muslim 2/98)
Doa iftitah 2:
وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي، وَمَحْيَايَ، وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ، اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang Maha Pencipta langit dan bumi sebagai muslim yang ikhlas dan aku bukan termasuk orang yang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya. Oleh karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan aku termasuk orang yang aku berserah diri. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau dan Maha Terpuji. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku sendiri dan akui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang bisa mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Tunjukilah aku akhlak yang paling terbaik. Tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Aka aku patuhi segala perintah-Mu, dan akan aku tolong agama-Mu. Segala kebaikan berada di tangan-Mu. Sedangkan keburukan tidak datang dari Mu. Orang yang tidak tersesat hanyalah orang yang Engkau beri petunjuk. Aku berpegang teguh dengan-Mu dan kepada-Mu. Tidak ada keberhasilan dan jalan keluar kecuali dari Mu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampunan dariMu dan aku bertobat kepadaMu” (HR. Muslim 2/185 – 186)
Doa iftitah 3:
إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلاَتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
(Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardha haniifaaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii wa nusukii wamahyaaya wa mamaati lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wabidzaalika wa ana awwalul muslimiin)
Artinya: Sesungguhnya aku hadapkan wajahku kepada Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam keadaan tunduk dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan dengan yang demikian itu lah aku diperintahkan. Dan aku adalah orang yang pertama berserah diri.
4. Takbir tujuh kali
Bacaan di sela-sela takbir:
“Subhaanallaahi walhamdulillaahi wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar.”
5. Membaca surat Al-Fatihah
Surat Al Fatihah adalah salah satu surat dalam Al-Qur'an yang populer. Surat yang terdiri dari tujuh ayat ini menjadi bacaan wajib dalam rangkaian salat fardhu maupun sunnah.
6. Membaca Surat yang Dianjurkan
Adapun surat-surat Quran yang dianjurkan antara lain yaitu:
- Qaf
- Al-A’la
- Al-Ghasyiyah.
7. Melakukan Ruku’
Ruku adalah salah satu gerakan dalam sholat. Ruku artinya membungkukkan badan. Posisi ruku dalam shalat hukumnya wajib. Ruku juga harus disertai dengan Thuma’ninah yang hukumnya sama sama wajib.
8. Sujud
9. Duduk di antara dua sujud
10. Berdiri dan mengangkat takbir sebanyak lima kali
11. Melanjutkan salat seperti biasa hingga tahiyat akhir dan salam.
Itulah tata cara sholat Idul Adha yang bisa dijadikan acuan. Tulisan di atas dapat berguna agar tidak salah mengikuti instruksi imam. Khususnya ketika jumlah takbir lebih dari satu.