Contoh Naskah Drama Komedi yang Lucu dan Sarat Makna
Bahasa Indonesia menjadi mata pelajaran wajib di hampir setiap sekolah. Termasuk jenjang Sekolah Dasar hingga Menengah Akhir. Salah satu tujuannya yaitu memahami dan menguasai bahasa Ibu serta kesastraan.
Tidak seperti pelajaran kebahasaan umumnya, Bahasa Indonesia cenderung mempelajari tentang sastra dan keilmuan yang ada di dalamnya. Misalnya implementasi Bahasa Indonesia di dalam puisi atau karya sastra lainnya. Salah satu yang tidak ketinggalan adalah drama. Singkatnya, drama merupakan pertunjukkan peran oleh beberapa tokoh di dalamnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai pengertian drama, serta contoh naskah drama komedi.
Pengertian Drama Menurut Para Ahli
Budianta dkk di dalam buku Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi (2002) mendefinisikan drama sebagai genre karya sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialog atau cakepan antara tokoh-tokoh yang ada.
Sementara Balthazar Vallhagen menyampaikan bahwa pengertian drama adalah seni yang menggambarkan alam dan sifat manusia dalam gerakan.
Lebih lanjut, Moulton menjelaskan bahwa drama adalah kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk gerak (disajikan langsung dalam tindakan).
Selain memahami tentang pengertiannya, kali ini kami juga akan menyertakan contoh naskah drama komedi yang bisa dijadikan acuan dalam membuat tugas sekolah. Berikut lengkapnya.
Contoh Naskah Drama Komedi
Judul: Menonton Televisi
Tokoh dan Penokohan: Adit (jahil dan usil), Dirham (mudah dipengaruhi), Rani (selalu ingin tahu) dan Budi (lugu), dan Mirna (pemarah).
Sinopsis Drama:
Suatu ketika di malam hari pada saat sedang mati listrik pada jam-jam sinetron kartun kesayangan anak-anak. Adit sengaja keluar rumah untuk memberitahukan kepada teman-temannya, bahwa di rumahnya tetap bisa menonton televisi meski sedang mati listrik. Ia pun bergegas mengumpulkan teman-temannya di dekat alun-alun desa.
Dialog drama:
Adit : Hei, teman-teman. Ayo ke rumahku! Di rumahku kalian tetap bisa menonton televisi meskipun mati listrik.
Budi : Kamu bercanda ya Dit? Gelap-gelap begini, lampu penerangan saja tidak menyala. Kamu malah mengajak kami menonton televisi.
Rina : Bercandamu tidak lucu Dit. Malas aku.
Dirham : Hati-hati teman-teman, kalian bisa saja dikerjai oleh Adit. Aku paham betul bagaimana tingkah polahnya. Dia kan sangat jahil dan suka mengerjai teman-temannya.
Budi : betul itu. Aku tidak akan tertipu.
Mirna : Aku dulu pernah tertipu olehnya. Sekarang ini tidak akan lagi. Awas ya kalau kamu berani berbohong!
Adit : Ya Ampun, sungguh. Aku tidak berbohong. Aku masih bisa menonton acara televisi meski saat ini sedang mati listrik. Apa di rumah kalian bisa?
Dirham : Ya tentu saja tidak bisa. Kan listriknya sedang mati.
Rina : Logika dari mana itu Dit? Mati listrik begini kamu masih bisa menonton televisi.
Mirna : Aku tidak percaya kata-katamu!
Budi : Betul itu.
Adit : Tenang dulu, sabar-sabar. Biar aku jelaskan dulu. Kalian kan tidak bisa menonton televisi di rumah masing-masing, betul kan?
Budi, Rina, Mirna, Dirham : Jelas, kan sedang mati listrik.
Adit : memang betul sekarang sedang mati listrik dan televisi di rumah kalian tidak bisa hidup karenanya. Tapi pengecualian di rumahku ini, televisi tetap bisa ditonton walaupun sedang mati listrik.
Rina : benarkah yang kau katakan itu Dit?
Dirham : Kau tidak bohong kan?
Budi : Sulit dipercaya.
Adit : Kalau tidak percaya, kalian bisa ke rumahku sekarang. Biar kita bisa menonton televisi bersama-sama.
Rina, Dirham, Budi, Mirna : Baik, buktikan kata-katamu ya!
[sc:ads]
Akhirnya Budi, Dirham, Mirna, dan Rina segera bergegas menuju rumah Adit untuk membuktikan perkataannya tersebut. setibanya di rumah Adit :
Adit : Nah silahkan masuk!
Budi : Rumahmu gelap sama saja dengan rumahku Dit. Apa bisa menonton televisi kalau keadaannya begini?
Dirham : Iya Dit, aku jadi ragu.
Mirna : Gelap begini, sudah pasti listriknya tidak menyala. Iya kan Dit?
Rina : Sudahlah ayo kita ke dalam!
Budi : Mencurigakan sekali.
Adit : He.. he. Ayo kita ke ruang tengah! Televisi ada di ruang itu.
Kondisi rumah Adit tak jauh berbeda dengan kondisi rumah lainnya yang sedang mati listrik. Namun Adit dengan percaya dirinya hendak menunjukkan kebolehan televisi miliknya yang masih bisa ditonton meskipun sedang mati listrik.
Adit : Nah, ini dia televisiku yang tetap bisa ditonton meskipun sedang mati listrik.
Dirham : Ini… televisimu bukannya tidak menyala Dit?
Budi : Iya, di rumah kami pun kondisinya sama seperti di sini.
Mirna : Dasar bocah iseng, kau membohongi kami ya?
Rina : Dit, kamu tidak berbohong kan? Kau bilang televisimu tetap bisa ditonton walaupun sedang mati listrik?
Adit : Memang Iya.
Rina : Lalu, mana buktinya? Televisimu sama sekali tidak menyala.
Dirham : Betul itu.
Adit : Ha..ha. (tertawa terbahak-bahak). Kalian ini mudah sekali ditipu ya. Kubilangkan televisiku tetap bisa ditonton meski sedang mati lampu. Memang betul kan? Tonton saja kalau kalian tidak percaya! Masih bisa ditonton kan? Ha…ha.
Budi : Maksudmu?
Adit : Iya, tonton saja televisiku yang masih dalam keadaan mati itu!
Rina : kamu mengerjai kami ya Dit? Kamu bilang televisimu tetap bisa menyala meski mati listrik?
Adit : Aku tidak pernah berkata begitu Rina. Yang ku katakan adalah televisi ku tetap bisa ditonton meski mati listrik. Benar kan? Kita masih bisa menonton televisi walaupun gelap begini. Ha..ha.
Dirham : ah, malas aku kau kerjai terus-terusan.
Budi : Aku pulang ya Dit. (keluar rumah Adit dengan perasaan kesal)
Rina : Sudahlah, ayo kita pulang! Kesal aku dibuat oleh Adit.
Mirna : Biarlah Tuhan yang membalasmu. Huh.
Adit : Maaf-maaf. Bercanda loh. (masih sambil tertawa puas)
Akhirnya Rina, Budi, Mirna, dan Dirham pulang ke rumah mereka masing-masing dengan suasana hati yang kesal karena merasa telah dikerjai oleh Adit.
Itulah contoh naskah drama komedi yang berjudul Menonton Televisi. Anda dapat berlatih dengan saling berdialog dengan memperhatikan unsur intrinsik drama.
Sumber: Ruang Seni