18 Contohi Kata-kata Mutiara Maulid Nabi
Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan hari lahir Rasulullah SAW yang jatuh pada 12 Rabiulawal. Untuk memperingatinya, setiap orang melakukan berbagai perayaan seperti mengucapkan kepada sesama muslim, beribadah, dan mengutip kata-kata mutiara Maulid Nabi.
Dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan beribadah lebih dianjurkan. Hari tersebut dapat menjadi kesempatan untuk semakin dekat dengan Allah SWT.
Namun tidak jarang banyak pula kata-kata mutiara Maulid Nabi Muhammad SAW yang dipublikasikan untuk merayakan hari itu. Untuk memperoleh inspirasi, simak uraian berikut.
Kata-kata Mutiara Maulid Nabi
Kata-kata mutiara Maulid Nabi dapat berupa pesan dari berbagai pihak. Kata-kata mutiara tersebut juga dapat berupa hadis dan firman Allah SWT. Berikut ini kata-kata mutiara tersebut sebagai inspirasi:
1. “Maulid Nabi Muhammad SAW hendaknya sebagai pengingat bagi setiap muslim untuk menyayangi dan mangamalkan nilai-nilai yang diajarkan Rasulullah SAW.”
2. “Orang yang mengumpulkan saudara-saudara untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, menyediakan makanan, menyediakan tempat, melakukan kebaikan, dan menjadi sebab dibacanya Maulid Nabi, maka Allah akan membangkitkannya di hari kiamat bersama orang-orang yang shalih dan berada di surga.” – Imam Yafi’i.
3. “Memuliakan Rasulullah SAW adalah tindakan yang dicintai oleh Allah.”
4. “Orang yang menuju ke tempat untuk membaca Maulid Nabi Muhammad SAW, maka ia telah menuju ke taman surga. Karena ia tidak menuju ke tempat itu kecuali karena cinta kepada Nabi. Dan Nabi SAW bersabda, “Barang siapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.” – Sirri al-Saqati.
5. “Beribadah dengan baik dan lebih baik lagi setiap waktunya merupakan hal yang benar. Beribadah dengan lebih baik lagi daripada yang sebelumnya merupakan hal yang mulia. Hari Maulid Nabi Muhammad SAW hendaknya dirayakan dengan bersungguh-sungguh dalam beribadah.”
6. "Jika orang seperti Abu Lahab saja, yang jelas-jelas tercela dan kekal di neraka, setiap hari Senin diringankan siksanya karena ia bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW, maka bagaimanakah dengan hamba yang sepanjang hidupnya bergembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW dan wafat dalam keadaan Islam?” - Hafidz Syam Syekh Muhammad bin Nasr.
7. “Ketahuilah! Sungguh setiap perayaan maulid jika menjadi penyebab terjadinya maksiat yang nyata, seperti terjadinya kemungkaran, maka wajib untuk meninggalkannya dan haram mengadakannya.” – KH Hasyim Asyi’ari.
8. “Allah SWT memberikan rahmat bagi semesta alam pada hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, patutlah sebagai orang muslim untuk merayakannya.”
9. “Perayaan maulid nabi beserta kemungkaran di dalamnya merupakan bentuk tidak beradab, meremehkan dan menyakiti Rasulullah. Sungguh orang-orang yang mengadakannya akan terjerumus pada dosa besar dan dekat dengan kekafiran, serta dikhawatirkan mati dalam keadaan su’ul khatimah, dan tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka dari (dosa tersebut) selain tobat atau ampunan dari Allah. Jika mengadakan acara tersebut bertujuan untuk menganggap remeh dan merendahkan Rasulullah, maka tidak perlu diragukan dalam kekafirannya.” - KH Hasyim Asyi’ari.
10. "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab: 21).
11. "Bahwa asal perayaan Maulid Nabi Muhammad, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan kisah-kisah teladan kemudian menghidangkan makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih. Semua itu termasuk bid’ah hasanah. Orang yang melakukannya diberi pahala karena mengagungkan derajat Nabi, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad yang mulia". – Al-Hawy Lil Fatawa.
12. “Setiap orang yang hendak berbuat jahat, haruslah mengingat dan mengilhami setiap nilai yang diajarkan Rasulullah SAW.”
13. “Agama Islam adalah sebuah kemuliaan. Agama Islam mengatur segala aspek kehidupan mulai dari bangun tidur, makan, mandi, minum, bepergian, dan lain sebagainya. Bukankah kita tepat untuk merasa bangga menjadi seorang muslim yang benar-benar diperhatikan dan disayangi oleh Allah SWT?”
14. “Merayakan Maulid Nabi merupakan wujud dari rasa bahagia dan gembira atas hadirnya Rasulullah SAW di dunia sehingga menjadi berkah bagi masyarakat.”
15. "Barang siapa mencintai Rasulullah saw maka ia akan memperbanyak baca shalawat kepadanya. Adapun buahnya adalah memperoleh syafa’at beliau dan menyertainya di surga." – H.R. Aisyah ra.
16. “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam semesta” (QS Al-Anbiya’: 107).
17. “Tujuan perkumpulan ini bukan sebatas perkumpulan dan seremonial belaka, namun menjadi perantara mulia untuk maksud yang mulia, ini dan itu. Barangsiapa yang tidak mendapatkan faidah untuk agamanya, maka ia terhalang dari kebaikan-kebaikan maulid Nabi yang mulia.” - Syekh Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki.
18. “Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah tindakan yang mulia.”
Itulah 18 kata-kata mutiara Maulid Nabi yang dapat dijadikan inspirasi.