HIPMI Kritik Relaksasi Kredit Belum Sepenuhnya Menyasar UMKM

Image title
8 Juni 2020, 10:39
Ilustrasi, perajn memproduksi kerajinan rotan. HIPMI mengkritik relaksasi kredit dampak pandemi lebih banyak dinikmati oleh pengusaha dengan kredit di atas Rp 10 miliar bukan UMKM.
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/aww.
Ilustrasi, perajn memproduksi kerajinan rotan. HIPMI mengkritik relaksasi kredit dampak pandemi lebih banyak dinikmati oleh pengusaha dengan kredit di atas Rp 10 miliar bukan UMKM.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) mengkritik realisasi relaksasi kredit pengusaha terdampak pandemi virus corona atau Covid-19. Alasannya, sejauh ini relaksasi tersebut tidak menjangkau sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI Mardani H. Maming mengungkapkan, hingga saat ini penerima relaksasi kredit hanya pengusaha-pengusaha yang memiliki kemampuan modal di atas Rp 10 miliar. Padahal, tanpa bantuan pemerintah pun mereka cenderung lebih aman dari pandemi dibandingkan UMKM.

"Program kita sudah bagus, tapi implementasinya belum sesuai dengan yang diinginkan. Rata-rata yang dapat relaksasi seperti pengusaha besar, pengusaha HIPMI yang pinjamannya di atas Rp 10 miliar," kata Mardani, dalam sebuah acara diskusi daring, Minggu (7/6).

Menurutnya, sektor UMKM seharusnya juga mendapat perhatian, karena berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 11/2020 relaksasi kredit juga diperuntukkan bagi UMKM dengan nilai pinjaman di bawah Rp 10 miliar.

Mardani menduga, pengusaha besar dapat mengakses relaksasi dari perbankan karena memiliki kedekatan yang baik dengan perbankan sehingga lebih diprioritaskan. Apalagi, bank menginginkan pinjaman kredit yang jauh lebih besar untuk menjaga likuiditasnya dengan jaminan kredit yang mungkin lebih baik, dibandingkan pemberian kredit bagi UMKM.

(Baca: BRI Restrukturisasi Kredit 2,3 juta UMKM Senilai Rp 140 Triliun)

Halaman:
Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...