Daftar Kota Berbiaya Tertinggi, Hong Kong Tempati Posisi Pertama

Image title
10 Juni 2020, 13:21
Ilustrasi, Kota New York. Firma konsultan SDM asal AS, Mercer, mengeluarkan survei kota-kota berbiaya tertinggi dan terendah untuk ekspatriat.
ANTARA FOTO/REUTERS/Eduardo Munoz/AWW/dj
Ilustrasi, Kota New York. Firma konsultan SDM asal AS, Mercer, mengeluarkan survei kota-kota berbiaya tertinggi dan terendah untuk ekspatriat.

Firma konsultan sumber daya manusia (SDM) asal Amerika Serikat (AS) Mercer merilis daftar kota-kota dengan biaya hidup tertinggi di dunia. Beberapa kota ternama masuk daftar seperti, Hong Kong, Tokyo, New York, dan Singapura.

Daftar yang disusun Mercer ini berasal dari hasil survei yang dilakukan pada Maret 2020. Alhasil, faktor pandemi virus corona atau Covid-19 belum menjadi faktor penentu dalam survei.

Survei biaya hidup Mercer menemukan, bahwa faktor-faktor spesifik seperti fluktuasi mata uang, inflasi biaya untuk barang dan jasa, dan ketidakstabilan harga akomodasi, sangat penting untuk menentukan biaya ekspatriat bagi karyawan yang mendapat penugasan atau penempatan internasional.

Survei mengenai biaya hidup untuk ekspatriat ini dirancang untuk membantu perusahaan multinasional dan pemerintah menentukan strategi kompensasi bagi karyawan asing mereka. Kota New York digunakan sebagai kota dasar untuk semua perbandingan dan pergerakan mata uang diukur terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Survei ini mencakup lebih dari 400 kota di seluruh dunia. Peringkat tahun ini mencakup 209 kota di lima benua dan mengukur biaya komparatif lebih dari 200 item di setiap lokasi, termasuk perumahan, transportasi, makanan, pakaian, barang-barang rumah tangga, dan hiburan.

“Iklim, lingkungan, dan sistem kesehatan telah mendorong perusahaan multinasional untuk mempertimbangkan aspek kota pada kondisi kehidupan pekerja asing. Kota dengan fokus keberlanjutan yang kuat, dapat meningkatkan standar kehidupan karyawan,” kata Career President and Head of Mercer Strategy Ilya Bonic, dalam keterangan resmi, Selasa (9/6).

Di urutan pertama, kota dengan biaya hidup tertinggi untuk ekpatriat adalah Hong Kong, diikuti oleh Ashgabat, Turkmenistan di posisi kedua. Tokyo dan Zurich masing-masing berada di posisi ketiga dan keempat. Sedangkan Singapura di posisi kelima, turun dua tempat dari tahun lalu.

Advertisement

(Baca: Daftar 100 Negara Teraman dari Virus Corona, Indonesia di Posisi 97 )

Dalam survei Mercer, disebutkan bahwa Hong Kong mempertahankan posisinya sebagai kota paling mahal bagi ekspatriat baik di Asia maupun global karena pergerakan mata uangnya menguat terhadap dolar AS dan menaikkan biaya hidup secara lokal.

Peringkat keenam ditempati oleh New York City, bergerak naik dari tempat kesembilan pada survei sebelumnya. Disusul oleh Shanghai, Bern, dan Jenewa.

Untuk benua Eropa, kebanyakan kota masuk dalam peringkat menengah dalam survei Mercer, disebabkan karena melemahnya nilai tukar mata uang Eropa terhadap dolar AS

Hal ini membuat kota-kota besar di Eropa seperti Milan, Paris, dan Frankfurt turun peringkat tahun ini. Dalam survei, Milan tercatat berada di urutan ke-50, sementara Paris dan Frankfurt masing-masing berada di urutan 47 dan 76.

Perubahan fokus ekonomi juga tercatat mempengaruhi biaya hidup ekspatriat, terutama di wilayah Timur Tengah. Uni Emirat Arab misalnya, tengah mengurangi ketergantungan terhadap minyak. Alhasil, ada pergerakan harga negatif di dua kota utamanya, yakni Dubai dan Abu Dhabi, yang masing-masing berada di urutan 23 dan 39.

Sementara, kota-kota dengan biaya hidup paling murah untuk ekspatriat dalam survei Mercer antara lain, Tunis di Tunisa yang berada di urutan 209. Kemudian Windhoek di Namibia, yang menempati urutan 208. Adapun, peringkat 206 dalam survei ini ditempati oleh dua kota, yakni Tashkent di Uzbekistan, dan Bishkek di Kirgizstan.

(Baca: Selandia Baru Bebas dari Corona, Warganya Kembali Hidup 'Normal')

News Alert

Dapatkan informasi terkini dan terpercaya seputar ekonomi, bisnis, data, politik, dan lain-lain, langsung lewat email Anda.

Dengan mendaftar, Anda menyetujui Kebijakan Privasi kami. Anda bisa berhenti berlangganan (Unsubscribe) newsletter kapan saja, melalui halaman kontak kami.

Artikel Terkait