Krakatau Steel Usul Skema Khusus Penempatan Dana Talangan Rp 3 T

Image title
8 Juli 2020, 21:32
Ilustrasi, logo PT Krakatau Steel Tbk. Krakatau Steel mengusulkan skema special purpose vehicle (SPV) untuk penempatan dana talangan dari pemerintah senilai Rp 3 triliun.
Arief Kamaludin | Katadata
Ilustrasi, logo PT Krakatau Steel Tbk. Krakatau Steel mengusulkan skema special purpose vehicle (SPV) untuk penempatan dana talangan dari pemerintah senilai Rp 3 triliun.

PT Krakatau Steel Tbk mengusulkan agar dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 3 triliun ditempatkan pada akun giro special purpose vehicle (SPV). Dana talangan diperlukan, agar perusahaan baja pelat merah ini bisa membeli bahan baku untuk produksi.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menjelaskan, penempatan dana talangan di SPV akan menjadi jaminan trade facility. Nantinya, perusahaan akan membeli bahan baku menggunakan trade facility yang ada.

Krakatau Steel sebenarnya bisa membeli bahan baku baja dengan bank garansi atau letter of credit (LC), dari pelanggan yang akan menggunakan produk perusahaan. Masalahnya, pelanggan perusahaan sendiri tengah kesulitan dana karena fasilitas pendanaan terbatas dan modal kerja tergerus untuk mempertahankan operasional.

"Kalau sekarang pelanggan pesan baja tidak pakai LC, kami sendiri tidak bisa dapatkan bahan baku. Sehingga ini saling terkait," kata Silmy dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (8/7).

Dengan adanya trade facility, Krakatau Steel bisa memberikan relaksasi pembayaran kepada pelanggan. Tujuannya, agar pelanggan tetap bisa memesan baja dan beroperasi. Berdasarkan hitungan manajemen, relaksasi pembayaran bisa diberikan hingga 90 hari.

Penggunaan LC untuk memesan baja Krakatau Steel, merupakan salah satu langkah dalam program restrukturisasi bisnis yang dilakukan perusahaan baja tersebut. Namun, jika Krakatau Steel tidak melakukan relaksasi, dikhawatirkan industri hilir akan memenuhi kebutuhan baja melalui impor.

Kekhawatiran lain, jika industri hilir dan pengguna baja tidak mendapatkan pasokan, industri tersebut bakal mati. Hal ini, otomatis akan berefek pada matinya industri hulu yaitu produsen baja.

"Kalau hilir tidak olah, kami selaku penghasil bahan baku industri hilir, akan kehilangan order," ujarnya.

(Baca: Permintaan Turun 60%, Industri Baja Minta Stimulus Harga Gas & Listrik)

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...