Cetak Rugi dan Utang Bertumpuk, Bisnis AirAsia Terancam

Image title
9 Juli 2020, 12:58
Ilustrasi, pesawat milik AirAsia Group Bhd. Auditor Ernst & Young meragukan kemampuan AirAsia Group melanjutkan kelangsungan usaha.
Youtube
Ilustrasi, pesawat milik AirAsia Group Bhd. Auditor Ernst & Young meragukan kemampuan AirAsia Group melanjutkan kelangsungan usaha.

Maskapai penerbangan asal Malaysia AirAsia Group Bhd mendapatkan predikat "meragukan" dari Ernst & Young. Alasannya, auditor publik ini menilai kewajiban perusahaan yang menggunung, diiringi dengan kinerja yang buruk membuat kinerja ke depan dalam ketidakpastian.

Mengutip pengumuman di Bursa Malaysia, Selasa (7/7), Ernst & Young menekankan adanya ketidakpastian terkait dengan kelangsungan usaha AirAsia Group, berdasarkan hasil audit untuk tahun buku 2019. Selain itu, opini meragukan juga disematkan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini, yang masih dalam suasana pandemi virus corona atau Covid-19.

Advertisement

"Kondisi pandemi corona yang mempengaruhi permintaan perjalanan udara, akan berpengaruh signifikan pada kinerja dan arus kas AirAsia Group. Kinerja keuangan dan situasi saat ini menimbulkan keraguan yang signifikan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usaha," tulis Ernst & Young, dalam pernyataan resminya.

Ernst & Young juga tidak mengubah pandangannya terkait kelangsungan usaha AirAsia Group, meski sudah ada tanda-tanda perbaikan operasional.

Seperti diketahui, pemerintah Malaysia telah mencabut pembatasan secara bertahap terhadap perjalanan udara. Selain itu, penerbangan antar negara dan kegiatan pariwisata di negara-negara tempat AirAsia Group dan unit-unitnya sudah mulai berjalan.

Mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Malaysia, kinerja AirAsia Group sepanjang 2019 memang tercatat negatif. Per 31 Desember 2019, perusahaan membukukan rugi bersih sebesar 283 juta ringgit atau sekitar Rp 956,3 miliar (asumsi kurs Rp 3.379,19 per ringgit). Selain itu, perusahaan juga menanggung kewajiban lancar sebesar 7,13 miliar ringgit, padahal jumlah aset lancar yang dimiliki hanya senilai 5,29 miliar.

Kinerja AirAsia Group makin parah memasuki 2020, karena adanya pandemi corona. Tercatat pada kuartal I 2020, perusahaan membukukan rugi bersih sebesar 953,32 juta ringgit atau sekitar Rp 3,2 triliun.

(Baca: Beroperasi Lagi saat Pandemi, AirAsia Sudah Gaet 41 Ribu Penumpang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement