BI Antisipasi Dampak Berbagi Beban Biaya Pemulihan Ekonomi

Rizky Alika
20 Juli 2020, 16:26
Ilustrasi, logo Bank Indonesia (BI). BI menyatakan, telah mengantisipasi dampak yang timbul dari kebijakan berbagi beban biaya pemulihan ekonomi dengan pemerintah.
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, logo Bank Indonesia (BI). BI menyatakan, telah mengantisipasi dampak yang timbul dari kebijakan berbagi beban biaya pemulihan ekonomi dengan pemerintah.

Bank Indonesia (BI) telah mengantisipasi dampak dari kebijakan berbagi beban (burden sharing) biaya pemulihan ekonomi nasional  imbas pandemi virus corona atau Covid-19.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, salah satu dampak dari kebijakan burden sharing adalah inflasi. Ia memperkirakan, inflasi akan naik seiring dengan pemulihan, dan peningkatan aktivitas ekonomi tahun depan.

Advertisement

"BI bersama dengan pemerintah akan mengantisipasi laju inflasi tahun depan. Sementara, untuk tahun ini diperkirakan inflasi masih terjaga," kata Destry dalam sebuah acara diskusi daring, Senin (20/7).

Menurutnya, jenis inflasi yang akan sulit dikendalikan adalah inflasi komponen bergejolak (volatile food), yakni inflasi yang dipengaruhi oleh lonjakan kelompok bahan pangan. Namun, Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah juga akan bersinergi memitigasi inflasi tersebut.

Selain itu, ada juga risiko peningkatan biaya operasi moneter seiring dengan adanya burden sharing. Namun, hal ini juga telah dipertimbangkan dengan memperhitungkan dampak internal, serta ukuran BI dalam masuk ke pasar.

Kemudian, BI juga mengantisipasi adanya risiko dari sisi nilai tukar rupiah, yang banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal. Untuk memitigasi pelemahan nilai tukar, bank sentral akan memperdalam pasar keuangan melalui instrumen seperti Domestic Non Delivery Forward (DNDF) dan lindung nilai atau hedging.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement